Halaman 29

4.5K 433 6
                                    

Keadaan istana sangat mencekam secara tiba-tiba, padahal seingat Jeno tadi pagi suasana istana masih terlihat menyenangkan apalagi dengan adanya Haechan di istana. Namun malam ini benar-benar berbeda hingga Jeno tahu apa yang terjadi sekarang, 

Tanpa mengetuk pintu Jeno membuka pintu kamar Mark dan melihat betapa kacauna kamar Mark sekarang, 

"Sudah kubilang jangan ganggu aku." suara rendah itu yang menyambut Jeno pertama kali, 
"Kak, ada beberapa tahanan hukuman mati di penjara." Jeno berucap, namun Mark tidak menjawab, 

"Jeno, aku hanya menginginkan darah milik Haechan." ucap Mark, mendengar itu Jeno membulatkan matanya, kapan Mark mencobanya??

"Kak- kau sudah.."
"Belum, dia tidak sengaja terluka dan aku.." Mark tidak bisa melanjutkan ucapannya dan Jeno sudah bisa mengerti apa yang terjadi sebelumnya. Jeno menghela nafas, jika sudah begini dia juga bingung.

"Kalau begitu mintalah padanya." Jeno menyarankan, sejujurnya ketika vampire menggigit makhluk lain, tidak akan serta merta orang itu menjadi vampire atau bisa mati, mereka hanya kehilangan darah seperti biasa, kalau terlalu banyak hanya menyebabkan pingsan selama beberapa hari. Ya, hanya itu. 

"Aku tidak mau menyakitinya Jeno, dia bukan Renjun yang akan baik-baik saja ketika kau meminum darahnya, tidak." Mark menjawab, dia memikirkan bagaimana kemungkinannya nanti. Dia tidak ingin Haechan sakit atau pingsan hanya karena dirinya yang menginginkan darah milik Haechan. 

"Markie..markie bisa meminum darahku, aku tidak akan sakit." suara itu lantas membuat Mark dan Jeno menoleh ke sumber suara dimana Haechan berdiri didepan pintu. 

Mark langsung memalingkan wajahnya ketika melihat wajah Haechan, tubuh itu masih basah kuyup. Jeno yakin Haechan pasti mengikutinya ketika kembali, Jeno tidak bisa memaksa Mark juga ia yakin hanya Haechan yang bisa melakukan hal ini. Membujuk Mark. 

Akhirnya Jeno memilih untuk keluar dari kamar Mark dan menunggu hasil saja, sepertinya dia akan melanjutkan kegiatannya dengan Renjun yang tertunda tadi di kamar miliknya. Setelah kepergian Jeno, Haechan memberanikan diri mendekati Mark. 

"Mark, aku tidak apa, sungguh." ujar Haechan.
"Aku tidak mau kau sakit Haechan." Mark membalas, pria itu menatapnya dengan pupil mata yang masih merah karena haus akan darah, sisi liar Mark bisa menjadi lebih kuat jika Mark tidak bisa mengontrolnya. 

"Kalau begitu lakukan dengan cara yang lembut." Haechan mengusap surai hitam milik Mark dengan senyum tipis di bibirnya, Mark terlena, bagaimana mata itu memberikan tatapan teduh padanya padahal dirinya akan tersakiti nanti. 

"Lakukanlah, aku yakin kau tidak akan menyakitiku." ucapan Haechan itu bagaikan lampu hijau bagi Mark, pria itu menarik tubuh Haechan hingga duduk dipangkuannya, tak peduli dengan basah tubuh Haechan yang menjalar ke tubuhnya juga. Hangat rasanya, berbeda dengan Mark yang dingin. 

Mark menaruh wajahnya di ceruk leher Haechan, menghirup aroma tubuh Haechan yang menjadi candu baginya, lidahnya perlahan bermain untuk menyapa leher yang masih basah akan air hujan itu. Menjilat dan mengecup leher tan itu dan meninggalkan bekas disana, 

Tangan mungil Haechan meremat surai hitam milik Mark, ia membiarkan Mark kembali menjamah tubuhnya setelah sekian lama. Terakhir kali memang waktu Haechan mengalami heat saat itu, membuat Haechan kehilangan kontrol. 

Tangan besar Mark mengusap punggung Haechan dengan lembut sebelum Mark kembali menjilat perpotongan leher Haechan, kedua gigi taringnya mencuat keluar dan memanjang menyiapkan diri untuk menancap di kanvas tan itu. 

Hingga Haechan merasakan dua buah taring menembus kulit lehernya perlahan, "Akh...emhh.." Haechan menggigit bibir bawahnya menahan teriakannya, tak mau Mark mengetahui sakitnya. Memejamkan mata hanya membuat Haechan semakin sensitif dan merasakan bagaimana dua buah taring itu semakin dalam menusuk lehernya, Haechan merasa darahnya bergerak dan dihisap, rematan di rambut Mark itu berubah menjadi jambakan dari tangan Haechan. 

ALEXANDER (MARKHYUCK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang