Halaman 12

5.2K 601 38
                                    

Gerbang yang dibuat Krystal merupakan gerbang dimensi yang berbentuk persegi panjang seukuran pintu namun terlihat gelap di dalam sana. Ada tiga prajurit yang menetap dan dua prajurit lagi ikut dengan mereka,

"Markie...takut." Haechan mengeratkan pelukannya pada lengan Mark, melihat itu Jeno mendengus.

"Kalau takut pulang saja." ucapnya mengompori, dan jelas saja Haechan merasa diremehkan. Anak itu langsung menatap Jeno nyalang kemudian menampakkan taring kecilnya,

"Mau aku gigit?!" ancamnya. Jeno hanya terkekeh kemudian menjulurkan lidah pada Haechan,

"Kalau berani menyakitiku, Mark akan membuangmu ke jurang." ucapnya.

Mereka memasuki gerbang dimensi, berjalan melewati lorong gelap dengan Krystal yang memandu jalan membawa obor. Mereka hanya berjalan sekitar satu menit, kemudian mereka melihat ada cahaya disertai angin yang kencang. Rupanya dimensi yang mereka kunjungi ini sedang hujan badai, ditengah hamparan pasir luas mereka menembus hujan agar bisa sampai disebuah pemukiman kuno untuk mencari tempat disimpannya pedang itu.

Karena hujan badai ini juga pemukiman menjadi sangat sepi dan semua rumah tertutup,

"Huh, aku benci air hujan." ucap Haechan.

Setelah berjalan beberapa saat mereka akhirnya sampai di depan sebuah bangunan kuno, terbuat dari batu dan di dalam sana hanya ada peralatan perang.

"Kalian buatlah api unggun, aku akan pergi bersama dengan Mark ke dalam sana." ucap Krystal pada dua prajurit itu, kemudian Mark bersama dengan Krystal masuk lebih dalam untuk mencari pedang Gwait yang ternyata tersimpan apik di dalam sebuah peti.

Sedangkan Haechan dan Jeno menghangatkan diri di depan api unggun.

"Hey, apa Mark tahu soal dirimu yang waktu itu?" tanya Jeno.

Haechan yang tadinya memperhatikan punggung Mark mengalihkan pandangannya ke arah Jeno kemudian menggeleng,

"Baru kau saja yang tahu, mungkin nanti." jawab Haechan. Mata biru itu menatap api unggun yang menyala, pikirannya melayang entah kemana.

Haechan memang kelihatannya tidak tahu apa-apa, memang apa yang dipikirkan orang saat melihat hybrid semacam Haechan? pasti hanya dianggap bodoh dan tak tahu apa-apa. Namun Jeno melihat hal yang lain bahwa Haechan menyimpan banyak rahasia yang tidak diketahui oleh siapapun.

Kembali pada Krystal dan Mark, kini mereka sudah berada di depan peti yang terkunci dengan sihir, dan menurut pengetahuannya hanya ada satu cara untuk membuka peti yang terbuat dari kayu ini.

Dengan menggunakan darah dari keturunan si pemilik pedang,

"Kemarikan tanganmu." pinta Krystal pada Mark, pria itu menurut dan menyodorkan tangannya pada Krystal kemudian meringis ketika Krystal menggunakan pisau untuk menyayat telapak tangannya. Mark mengurungkan pertanyaannya ketika tanganya diarahkan ke atas peti kayu, beberapa tetes saja sudah berhasil membuat peti kayu itu bergeser sendiri untuk membuka.

"Segel yang sangat aman." batin Mark.

Krystal kemudian merobek sedikit kain bajunya untuk membalut tangan Mark,

"Ambil pedangnya kemudian berkumpul dengan yang lain." perintah itu langsung dilaksanakan oleh Mark

Hanya ada suara api saat mereka berada disana, hingga Mark dan Krystal ikut berkumpul dengan pedang Gwait yang sudah berada di tangan Mark.

"Mulai sekarang perjalanan kita akan banyak rintangan, kalian harus bersiap." ucap Krystal memperingatkan. Untuk saat ini mereka akan menunggu hujan, namun jika lebih dari satu jam belum reda juga maka Krystal akan memaksa mereka untuk pulang. Keberadaan mereka satu jam disini sama dengan 6 jam di dunia mereka, jadi kemungkinan saat mereka dunia mereka sudah sore jika tidak terhambat apapun.

ALEXANDER (MARKHYUCK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang