Halaman 24

4.5K 491 21
                                    

Waktu satu bulan merupakan waktu yang lama untuk Haechan memulihkan diri, meskipun belum sepenuhnya pulih, tetapi Haechan sudah bisa beraktivitas seperti biasanya. Bermain dibelakang bersama dengan Ningning untuk mengejar ayam-ayam di kandang, atau berburu di hutan. Haechan sudah hampir sepenuhnya pulih,

"Haechan! Ningning! makan siang sudah matang!" seruan itu menjadi alarm bagi kedua hybrid itu untuk berhenti bermain di halaman belakang dan berlari menuju ke dapur setelah merubah wujud menjadi manusia.

"Cuci kaki dan tangan kalian sebelum makan." pesan Renjun yang langsung dituruti oleh Haechan dan Ningning, baru kemudian mereka bertiga makan bersama.

"Haechan, setelah ini aku akan pergi dan pulang tengah malam. Jangan berbuat aneh-aneh." ucap Renjun. 

"Iya.." jawab Haechan yang nampak tak terlalu memperdulikan ucapan Renjun. Makan siang pun berlanjut, hingga dimana Renjun berangkat untuk menghadiri acara pernikahan sepupunya, meninggalkan Ningning dan Haechan dirumah.

"Ingat, kau masih harus meminum obat." ucap Renjun, 

"Aku tahu... aku tahu..." Haechan mendorong tubuh Renjun agar masuk ke dalam kereta kuda, tidak mau mendengar omelan atau pesan-pesan dari Renjun lebih banyak. Oh ayolah, dia hanya pergi sampai nanti malam. 

"Aku berangkat." pamit Renjun sembari melambaikan tangannya pada Haechan dan Ningning, setelahnya kereta kuda itu melaju meninggalkan area rumah keluarga Hamilton.

Haechan menatap Ningning kemudian mereka berdua masuk ke dalam rumah, sejujurnya Haechan memang akan berbuat apa-apa hari ini, tapi tidak mau memberitahu Renjun. Nanti saja kalau sudah waktunya, atau mungkin besok setelah semuanya terjadi. 



Berbeda dengan keadaan dirumah Renjun yang begitu ceria, di istana kini Mark membuang nafas dengan kasar setelah dirinya melempar makanannya ke lantai.

"Cari koki yang lain, aku tidak mau melihat atau mendengar namanya lagi." ucap Mark. Emosinya menjadi tidak stabil akhir-akhir ini, perubahan besar itu membuat orang-orang tak berani dengan Mark kecuali kedua adiknya yang sudah kebal. Bahkan Taeyong sendiri menjadi korban bentakan Mark, 

Hari-hari Mark memang dipenuhi dengan tugas dan juga latihan, Mark benar-benar mendorong dirinya sendiri untuk latihan, bahkan sering pulang larut karena itu. Jaehyun mengirim orang untuk mengawasi Mark dan kini dia tidak terlalu khawatir akan putra sulungnya itu. Tidak tahu saja kalau Mark juga memiliki rencana lain dibalik latihan kerasnya itu. 

Mark bangkit dari duduknya, selera makannya menghilang begitu saja setelah melihat apa yang disajikan untuknya. Gila, bahkan Taeyong tidak akan melakukan itu, tapi Jaehyun? Ayahnya itu malah menyuruh koki memasak dari daging kucing liar dihutan. Dia kira Mark tidak tahu?

Pria itu bangkit dari duduknya, berjalan keluar dari ruang makan dan memutuskan untuk pergi ke tempat latihan saja. Jeno dan Sungchan yang melihat itu mengikuti, entahlah, mereka berdua terlihat seperti kancut Mark Dalbert satu bulan ini.

Tempat latihan yang mereka gunakan letaknya diluar istana, lebih tepatnya yang biasa digunakan untuk latihan bersama para anak bangsawan. 

"Kak, aku pergi ke rumah Jisung ya." ucap Sungchan bahkan sebelum mereka masuk ke dalam tempat latihan, Jeno yang mendengar itu hanya menganggukkan kepala kemudian mengkode anak itu agar segera pergi. Pasti dia kerumah Jisung ingin main dengan sepupu Jisung, 

Lapangan tempat latihan sangat sepi, memang bukan hari latihan, bahkan guru pun tidak ada yang datang. Jeno ikut juga hanya akan duduk melihat kakaknya itu latihan.

ALEXANDER (MARKHYUCK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang