Halaman 19

4.3K 500 6
                                    

Melupakan masalah kemarin, Haechan berusaha untuk tetap tersenyum hari ini. Dia sudah mendapatkan ancaman dari Ratu sendiri, Haechan harus bisa menjauhi Mark mau tidak mau, mengusir pria itu jikalau orang itu datang lagi. 

Haechan kembali setelah dirinya mengambil beberapa daun herbal untuk membuat obat yang diperlukan oleh Renjun. 
"Renjunie...aku pulang!" Haechan memasuki rumah dengan ceria, namun langkahnya memelan ketika melihat Jeno yang duduk diruang tamu. 

"Tenang, Mark tidak ada." menyadari raut wajah Haechan yang terlihat panik membuat Renjun berkata demikian. Haechan menghela nafasnya, kemudian ia hendak berjalan menuju ke dapur jika saja Jeno tidak menahan tangannya, 

Lantas Haechan menatapnya bingung, "Kenapa?" tanyanya.

"Duduklah dulu, ada yang ingin aku bicarakan denganmu." hal itu membuat Haechan terpaksa duduk disamping pangeran kerajaan itu.

"Melihat keadaan sekarang, aku ingin kau ikut denganku." ucap Jeno. Haechan memiringkan kepala menatap Jeno, 

"Kemana? kenapa aku harus ikut denganmu?" tanya Haechan.

"Aku tahu Ibu mengancammu kemarin Haechan." jantung Haechan rasanya berhenti berdetak ketika Jeno ternyata tahu tentang hal ini, 
"Kau tidak bercerita apapun soal itu Haechan." ucap Renjun, ia menatap Haechan kesal, bisa-bisanya anak itu tidak menceritakan kejadian sepenting itu. Haechan hanya tersenyum kaku, tahu jika Renjun pasti kesal padanya.

"Ibu dan Ayahku bisa bertindak lebih jauh daripada ini, aku tahu kau tidak bersalah disini dan juga karena kau peliharaan-"

Ctak!

"Haechan bukan peliharaanku." protes Renjun setelah memukul Jeno dengan sendok kayu ditangannya. Jeno mengusap kepalanya yang menjadi korban kdrt, 

"Pokoknya karena kau adalah salah satu orang tersayang Renjun, aku akan membantumu." ucap Jeno. 

"Aku bisa mengatasi ini sendiri, Jeno." ucap Haechan.
"Jangan membantah Haechan, aku sendiri tidak mungkin bisa melindungimu." ucap Renjun. 

"Bawa barang-barang pentingmu, kau akan ikut denganku." ucap Jeno. 



Selain hari ini adalah hari dimana Haechan harus pergi dari rumah, hari ini juga merupakan hari dimana perayaan pertunangan Mark berjalan, dilakukan di lobby istana dan mengundang semua bangsawan dan para petinggi kerajaan, pesta malam ini terlihat sangat mewah bahkan jika hanya dilihat dari luar. Banyak orang yang datang tentu saja, hanya kaum borjuis tentunya yang diundang. 

Tak sebahagia suasana didalam istana, Mark saat ini sedang gelisah. Ia hanya bisa mondar-mandir di depan pintu kamarnya menunggu dirinya dipanggil dan juga sembari memikirkan cara bagaimana agar dia bisa membatalkan semua ini. Meskipun peluangnya kecil, paling tidak dia sudah berusaha. 

Tok! Tok!

Mark menoleh kearah pintu, setelah dua ketukan pintu itu terbuka dan menampakkan sosok Jaemin. Sepertinya anak itu diam-diam menyelinap masuk, kentara sekali dari gayanya yang sudah seperti mau memaling sesuatu. 

"Mark, Mark. Aku mendapat ide." ucap Jaemin setelah dia menutup pintu kemudian menjelaskan rencananya pada Mark. Setelah menjelaskan rencananya, kepala Mark mengangguk sebagai persetujuan atas rencana yang dibuat oleh Jaemin.

Setelah itu mereka berdua memutuskan untuk keluar dari kamar, acara sebentar lagi pasti sudah akan dimulai, jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam juga. Kedatangan Mark dan Jaemin langsung disambut meriah oleh semua orang, menyampaikan beberapa patah kata yang sudah disiapkan oleh kedua orang tua Jaemin dan Mark kemudian bertukar cincin. 

ALEXANDER (MARKHYUCK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang