Halaman 25

4.6K 481 18
                                    

Pagi harinya meskipun jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi dan matahari sudah memunculkan dirinya, Mark dan Haechan masih belum ingin bangun. Keadaan kamar masih gelap karena Haechan menutup tirai. 

Jika kalian berfikir jika vampire itu bisa mati karena sinar matahari secara langsung, jawabannya adalah tidak. Meskipun memang mereka tidak mau terkena sinar matahari terlalu lama, tetapi mereka tidak akan mati hanya karena sinar matahari. Mereka hanya bisa mati karena satu hal, tertusuk di jantung. 

Brak!

"Haechan bangun, ayo-" ucapan Renjun terhenti ketika melihat pemandangan di depannya, dimana Haechan dan Mark saling berpelukan dalam tidurnya. 

Tunggu?

Mark?!

Renjun berjalan menghampiri Haechan dan Mark, membubuhkan pukulan pada kedua orang itu dengan menggunakan kemoceng yang ada di kamar Haechan.

"Kalian sudah gila? Hah?!" pukulan dari Renjun itu mau tak mau membuat dua orang itu terbangun, tak peduli Renjun dengan status putera mahkota yang disandang oleh Mark. Dia sudah mengekspos hubungan mereka berdua. 

"Renjunie mengganggu!" protes Haechan masih dengan mata setengah terpejam, Renjun berkacak pinggang menatap keduanya. 

"Tenang saja, aku akan menjamin semuanya." ucap Mark. Mendengar itu Renjun mendengus, ia melempar kemoceng ditangannya ke arah Haechan. 

"Waktunya sarapan, Haechan. Disini aku tuan rumah, aku tidak akan memperlakukanmu seperti putera mahkota disini." ucap Renjun sebelum dia pergi dari kamar Haechan untuk menunggu di meja makan bersama dengan Ningning. 


"Aku akan pergi dengan Mark hari ini." ucap Haechan ditengah sarapan pagi mereka,

"Benar-benar sudah gila. Kalian mau mengekspos diri?" tanya Renjun.

"Aku juga tidak bisa terus menyembunyikan semuanya." balasan Mark membuat Renjun terdiam, Renjun memilih melanjutkan makannnya. 

"Apa rencana kalian?" tanya Renjun. 

"Aku akan menantang Ayah dalam duel untuk melakukan kudeta." jawaban Mark membuat Renjun langsung tersedak makanannya, terlampau kaget dengan ucapan Mark. 

"Kak Haechan, kudeta itu apa?? apa semacam ritual?" tanya Ningning. 

"Kudeta itu melengserkan pemimpin secara paksa." jawaban Haechan membuat Ningning menganggukkan kepala. Renjun menghabiskan setengah gelas air untuk meredakan tenggorokannya,

"Kau yakin?" tanya Renjun.

"Tentu saja, kau pikir satu bulan ini aku menganggur?" pertanyaan itu mengandung sarkasme, membuat Renjun mencebik mendengarnya. 

"Aku tak bisa menolak juga, asal kau menjaga Haechan dengan benar kali ini." ujar Renjun.

"Tenang saja, aku kan kuat. Aku akan melawan kali ini." ucap Haechan. 

Tak ada lagi yang bisa dikomentari oleh Renjun soal ini, maka dia menyambung obrolan dengan pertanyaan kecil soal apa yang dilakukan Mark satu bulan tanpa menemui Haechan. 


Berbeda dengan keadaan rumah Renjun yang meskipun sangat ramai namun hangat, keadaan istana sudah mencekam dipagi hari. Bermula saat pelayan yang membangunkan Mark tidak menemukan sang putera mahkota di kamarnya, dengan terburu-buru pelayan wanita itu pergi menuju ke kamar Jaehyun dan Taeyong. 

"Raja! Ratu! Putera Mahkota tidak ada di kamarnya!" 

Mendengar suara berisik dan ketukan pintu membuat Jaehyun dan Taeyong yang masih bersiap untuk keluar terpaksa membuka pintu, apalagi ketika mendengar kabar bahwa putera sulungnya tidak ada di kamarnya. 

ALEXANDER (MARKHYUCK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang