Halaman 21

4.3K 495 7
                                    

Pagi itu Renjun berbelanja ke pasar bersama dengan satu pelayannya, membeli beberapa persediaan untuk memasak. Keadaan pasar sudah lumayan sepi karena sudah hampir siang, atensinya langsung teralihkan pada tiga prajurit yang memasang sebuah pengumuman di papan pengumuman pasar. 

Beberapa orang langsung membaca pengumuman yang ditempel begitu para prajurit sudah pergi, Renjun juga ikut membaca siapa tahu penting. Dan rupanya kabar itu sangat penting hingga membuat Renjun membulatkan matanya ketika melihat sketsa wajah Haechan yang terpampang nyata dengan tulisan dicari hidup atau mati. 

Renjun meremat tas berisi belanjaannya, ia kemudian berjalan cepat menuju ke rumah. Dia harus berbicara pada Jeno. Dengan langkah panjang, Renjun langsung menuju ke rumahnya, meminta agar kusir mengantarkannya ke istana untuk menemui Jeno. 

Beruntung Raja dan Ratu sedang tidak ada, menyisakan Jeno, Sungchan, dan Mark di istana.
"Kau lihat semua??" tanya Renjun, ia menatap ketiga bersaudara itu dengan kesal. Bisa-bisanya mereka kelolosan sampai Haechan diburu seperti ini, 

Memang mereka sudah memperkirakan jika akan ada yang seperti ini, tapi tidak secepat ini juga dan Renjun bahkan sudah berdoa agar hal terburuk tidak terjadi. 

"Sebenarnya apa yang kau lakukan, Mark?" tanya Renjun sembari menatap kakak tertua dari ketiga bersaudara. 

"Maaf, aku akan memperbaiki semua. Beritahu aku dimana Haechan sekarang." ujar Mark.

"Itu lebih gila lagi, jangan pernah beritahu tentang dimana Haechan sekarang." balas Renjun. 

Kemudian hening sejenak, 
"Bagaimana kalau menyuruh Haechan pergi lebih jauh lagi? ke negri sebrang?" usul Sungchan. 

"Diluar sana lebih bahaya, kita tidak tahu hukum rimba mana yang dipakai oleh negara lain." ucap Jeno. 

Renjun mengeraskan rahangnya, dia tidak bisa diam saja ketika salah satu orang kepercayaannya bahkan yang sudah menjadi bagian dari keluarganya diperlakukan seperti ini. 

"Menyerahlah Mark, dan menikah dengan orang pilihan orang tuamu. Bilang itu dan semua ini akan selesai." ucap Renjun, ia tak bisa mengusulkan cara lain. Kemudian dia memutuskan untuk pergi dari istana,


Ketika Renjun sudah sampai dirumahnya, dia terkejut ketika melihat banyak prajurit disana. Buru-buru dia masuk ke dalam rumah, dilihatnya seorang pemuda bertubuh tinggi tengah berdiri di depan lemari berisi barang-barang kesayangan Renjun. 

"Tidak kusangka akan secepat ini kita bertemu, Renjun." ucapnya. Dia adalah salah satu teman Renjun, dulunya, namun sepertinya sudah tidak setelah Renjun menolak cintanya mentah-mentah. 

Guanlin Emilio Gustavo namanya, pemuda itu memang tampan, namun sifatnya terlampau dingin dan kejam. Sebagai kepala investigator, pemuda itu sudah memecahkan banyak kasus selama hidupnya, kemampuannya berasal dari sang Ayah yang juga merupakan detektif sekaligus keturunan penyihir. 

Jantung Renjun berdetak dua kali lebih cepat ketika melihat Guanlin ada disini, kemungkinan Haechan ditemukan akan lebih besar. 

"Katakan dimana kau menyembunyikan makhluk itu?" tanya Guanlin. 

"Aku tidak tahu kemana dia pergi." jawab Renjun jujur, dia memang tidak tahu dimana Haechan sekarang.

"Tidak mungkin dia pergi begitu saja meninggalkan Tuan-nya tanpa diperintah." ucap Guanlin. Mendengar itu Renjun mendengus, 

"Aku yang menyuruhnya pergi." balas Renjun.

Guanlin berjalan mendekati Renjun kemudian berdiri tepat dihadapan dengan anak keluarga Hamilton itu, 
"Aku tahu kalian bertiga ada disini sebelum Haechan dibawa pergi." ucap Guanlin. 

ALEXANDER (MARKHYUCK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang