Halaman 5

6.2K 672 22
                                    

Keadaan malam itu begitu tenang dan hanya ada suara dentingan jam, dan suara dengkuran halus Haechan. Tak lama kemudian ketika jam menunjukkan pukul satu pagi, Haechan membuka mata karena perutnya terasa lapar sekarang. Hybrid itu mendudukkan dirinya kemudian menatap Mark yang masih tertidur pulas. 

Dengan tangan mungilnya ia menusuk-nusuk pipi Mark menggunakan ibu jarinya, dan hal itu jelas membuat Mark terganggu dan membuka matanya. 
"Apa?" tanya Mark dengan mata yang setengah terbuka menatap Haechan.

"Aku lapar." ucap Haechan. Terdengar helaan nafas dari bibir Mark,

"Aaa ayo makan..aku lapar. Markiee...aku lapar..." kini Haechan merengek sembari terus mengguncang tubuh Mark agar pria itu mau menuruti permintaannya. 

Mark berdecak, kucing tidak akan bisa diam jika belum dikasih makan. Alhasil Mark memilih untuk bangkit dengan Haechan yang kini berseru senang. Setelah memeriksa bahwa istana sepi, Mark berjalan diikuti Haechan dibelakangnya,

"Kembali ke bentuk kucingmu, aku tak mau ada yang melihatmu." ucap Mark.

"Sepi kok, tidak ada orang. Aku bahkan tidak mendengar dan mencium bau orang lain selain kita." setelah menjawab demikian Haechan berjalan lebih dulu menuruni tangga dengan riang tanpa menimbulkan suara karena dirinya tak memakai alas kaki, berbeda dengan Mark. 

Namun ketika dirinya sampai dibawah, Haechan melihat Rocky yang sedang tidur dibawah sofa terbangun dan keduanya saling bertatapan. Haechan manatap anjing hitam itu dengan tatapan garang, ia mendesis menunjukkan gigi taringnya. 

plak!

"Jangan buat keributan disini." Mark dengan sengaja menggeplak kepala Haechan agar membuat hybrid itu sadar, dan kini hanya bisa mengikuti Mark dengan bibir melengkung kebawah. 

"Yes sir." ucap Haechan masih dengan kepala yang menunduk, begitu sampai di dapur Mark melihat dapur, oh ayolah dia mana bisa memasak?

"Tunggu disini dan jangan kemana-mana, aku akan memanggil seseorang." ucap Mark sebelum pergi meninggalkan dapur, Haechan hanya menganggukkan kepalanya kemudian duduk manis di kursi yang ada disana dengan meja makan kecil.

Mark diam-diam keluar lewat pintu samping istana, berjalan dengan sedikit tergesa menuju ke tempat istirahat satu-satunya pelayan yang dipercayainya di istana ini. Namanya  Jessica, yang ikut merawatnya dari kecil. Mark mengetuk pintu kayu jati di gubuk kecil dekat istana itu, tak lama pintu itu terbuka,

"Ada apa pangeran? ada sesuatu yang bisa saya bantu?" tanya Jessica begitu dia membuka pintu. 

"Ikut aku." Mark langsung membalikkan badan kemudian berjalan lebih dahulu menuju ke dapur istana. Ketika Mark membuka pintu belakang dapur istana dia terkejut dengan pemandangan dihadapannya, Haechan, hybrid manis itu kini tengah bermain dengan bola tennis dan Jeno yang berada di depan Haechan melihat setiap gerak-gerik hybrid yang tengah asik bermain dengan bola itu. 

"Oh, dia lucu sekali. Milik siapa?" tanya Jeno ketika melihat Mark datang.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Mark. 

"Membuat kopi, tapi malah bertemu dia disini." jawab Jeno sembari melihat Haechan lagi, hybrid itu tersenyum begitu melihat Mark, berlari menghampirinya dan berakhir memeluknya.

"Apa makanannya sudah jadi?" tanya Haechan. 

Jeno yang melihat itu mematung sejenak dan mencerna apa yang sebenarnya terjadi,

"Hybrid itu milikmu?" tanya Jeno. 

"Jessica, tolong buatkan makanan." Mark melirik Jessica, wanita itu mengangguk dan berjalan melewati Mark untuk membuatkan makanan. 

ALEXANDER (MARKHYUCK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang