Halaman 9

5.4K 605 10
                                    

Mark mengetuk pintu kamar kedua orang tuanya dua kali dan menunggu jawaban dari dalam sana,

"Masuklah." Mark langsung menarik kenop dan mendorong pintu agar terbuka, nampak Taeyong dan Jayden yang sepertinya baru selesai berganti baju,

"Mark, ada apa?" tanya Jayden,

"Dia sudah bergerak, penyihir itu yang menyebabkan banjir di Utara." jelas Mark. Kedua orang tuanya nampak kaget,

"Mark tenangkan dirimu, kau-"

"Aku dan Haechan sempat dibawa ke dimensi lain olehnya, aku tidak sedang berhalusinasi atau bermimpi, Ayah, Ibu." mata Mark menatap kedua orang tuanya bergantian.

"Suruh prajurit menjemput Krystal sekarang." titah Jayden, 

Mark menganggukkan kepalanya, kemudian dia pergi dari kamar kedua orang tuanya untuk menyuruh prajurit. Selepas itu dia kembali ke kamar dan menghampiri Haechan yang kini terlihat sedang bermain dengan ekornya sendiri.

"Markiee! bagaimana dengan yang tadi?" tanya Haechan, ia bangkit dari ranjang dan berdiri dihadapan Mark.

"Kau harus kembali ke rumahmu." ucapan Mark membuat senyum Haechan luntur.

"Markie tidak menyukaiku ya?" pertanyaan Haechan membuat Mark tersenyum, tentu saja dia menyukai anak manis dihadapannya ini. 

"Bukan begitu. Disini terlalu berbahaya untukmu, dan aku tidak mau kau terluka." Mark menjelaskan, jempolnya mengusap pipi Haechan kemudian dia tersenyum simpul.

"Haechan akan melindungi pangeran." anak itu melepaskan tangan mark dari pipinya, menatap Mark dengan serius.

"Tidak Haechan, kau tidak bisa." balas Mark. 

"Apa? karena aku hanya Hybrid?" mata Haechan nampak berkaca-kaca ketika mengatakannya, secara tidak langsung Mark memandangnya lemah. Meskipun Hybrid, Haechan tahu kalau dirinya special. 

"Aku akan melindungi Pangeran seperti apa yang nenek katakan padaku." Haechan berjalan ke arah pintu, ia kemudian berhenti sejenak.

"Dan jangan anggap aku lemah!" setelah itu Haechan menutup pintu ke dengan kasar di hadapan Mark. Hanya Haechan yang pernah melakukan itu padanya, bahkan Jeno dan Sungchan tidak pernah membanting pintu padanya. 

Haechan keluar dari kamar Mark dengan wajah yang berungut-sungut, dia paling tidak suka jika dianggap lemah. Dia ini hybrid kucing, ingat, KUCING! yang digandrung mempunyai sembilan nyawa. Memiliki kegesitan dan bisa berlari dengan cepat.

"Haechan? kenapa raut wajahmu seperti itu?" suara Jeno membuat Haechan menoleh, menemukan lelaki itu berdiri dengan segelas air di tangannya.

"Jeno, aku ini kuat. Kenapa selalu dianggap remeh oleh orang lain?" 

Mendengar pertanyaan itu, lantas Jeno menatap Haechan dari bawah hingga keatas, mau dilihat dari sisi manapun, anak itu memang terlihat seperti orang yang harus dilindungi. 

Melihat tatapan itu Haechan mendengus kesal, dengan kesal setengah mati dia berlari ke arah Jeno kemudian berubah bentuk diakhir dengan geraman yang berhasil membuat Jeno menjatuhkan gelas di tangannya. 

Suara pecahan gelas membuat Taeyong dan Jaehyun yang berada di kamar lantas keluar karena suara gema dari gelas pecah itu sampai ke lantai dua.

"Jeno? kau baik-baik saja?" tanya Taeyong. 

Jeno langsung menoleh ke atas, "Tidak apa-apa, hanya kaget tiba-tiba Haechan muncul. Hehe." jawab Jeno dengan senyum konyolnya,

"Suruh pelayan membersihkan pecahan kacamu." setelah itu Taeyong kembali ke kamar. Jeno menatap Haechan, masih merasa kaget dengan apa yang dilihatnya,

ALEXANDER (MARKHYUCK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang