Halaman 10

5.5K 615 17
                                    

Pagi buta, Mark sudah bangun dan mulai bersiap untuk melakukan perjalanan mencari pedang Gwait. Suara aktivitas Mark membuat Haechan terbangun karena Mark beberapa kali keluar masuk kamar dan mengambil barang,

"Markie, mau kemana?" tanya Haechan, ia bangun dan mengucek matanya agar pandangannya tidak buram lalu menguap.

"Aku harus pergi mencari pedang Gwait." jawab Mark.

"Markie mau pergi?" tanya Haechan dengan mata yang sudah membulat sempurna, kaget karena Mark ternyata pergi hari ini. 

Kepala Mark mengangguk sebagai jawaban,

"Aku ikut!" Haechan langsung turun dari ranjang, pergi ke kamar mandi untuk membasuh muka dan menggosok giginya karena dia ingin tampil manis dihadapan Mark. Entah kenapa. 

Mark tidak mencegah atau melarang, Renjun sudah tiba dan semuanya agar bergantung pada keputusan Renjun apakah Haechan boleh ikut atau tidak. 

Tak lama kemudian Haechan keluar dari kamar dan menghampiri Mark yang duduk ditepi ranjang menunggu Haechan, pria itu terlihat beribu kali lipat lebih tampan dari biasanya. Rambutnya tidak berponi seperti biasa, namun ditata ke atas dan memamerkan jidat paripurna enak dikecup itu. Menggunakan pakaian serba hitam agar mudah menyamar dalam gelap. 

Haechan menghampiri Mark yang tengah memainkan pisau di tangannya,

"Markie tampan." tutur Haechan dengan lucu, Mark tertawa, ia memasukkan pisau kedalam kantong pisau yang ada di paha kanannya lalu berdiri. 

"Ayo keluar, Renjun sudah menunggu." ajak Mark. 

Begitu mereka keluar semua orang sudah berkumpul di ruang tamu, Jeno menawarkan diri untuk ikut dan disetujui oleh Jaehyun. 

"Weldon, kemari." perintah Renjun bagaikan komando wajib bagi HAechan, hybrid itu langsung menghampiri Renjun dan berdiri di hadapannya. 

Sejenak Renjun hanya menatap Haechan, namun kemudian dia menatap pelayannya dan memberikan kode untuk menyerahkan tas pada Haechan. 

"Semua keperluanmu ada disitu, dan pakailah pakaian yang aku buatkan untukmu." ucap Renjun ketika pelayan sudah menyerahkan tas yang isinya adalah keperluan Haechan. 

"Jadi aku boleh ikut???" tanya Haechan dengan raut senangnya,

"Ya kau boleh ikut." jawab Renjun, ia menghampiri Haechan lalu mengusap surai kecoklatan Haechan. 

"Benarkah?! Tuan memberikan izin?" Haechan masih mencoba untuk memastikan. Kepala Renjun mengangguk sebagai jawaban, 

"Jaga dirimu baik-baik dan jaga Mark dengan benar." ucap Renjun.

Lantas kepala Haechan mengangguk antusias seraya berkata, "Aku pasti akan melakukannya!" dengan semangat. 

"Kau tidak memberikan pesan juga padaku?" tanya Jeno pada Renjun,

"Jaga diri baik-baik Pangeran yang terhormat." Renjun mengucapkannya dengan terpaksa, ada Taeyong dan Jayden disekitar mereka, kalau tidak mana mungkin Renjun mau memaksakan senyum palsu diwajahnya itu.

"Semua persiapan sudah selesai." Krystal menghampiri mereka semua, menatap Mark dan Jeno terutama. 

Mark dan Jeno berjalan ke hadapan Jayden dan Taeyong, 

"Kami berangkat dulu Ayah, Ibu." ucap Mark, 

"Hati-hati, saling melindungi. Ingat itu." pesan Jayden. Setelah itu mereka berdua berpelukan sejenak, Haechan memberikan hormat dengan membungkuk 45% pada Jayden dan Taeyong. Setelah itu mereka berempat keluar dari istana dan menuju ke kuda mereka masing-masing. Karena Haechan belum pernah belajar berkuda, jadi Haechan satu kuda bersama dengan Mark jelasnya, dengan lima prajurit terbaik yang mengikuti mereka dibelakang. 

ALEXANDER (MARKHYUCK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang