Halaman 14

4.7K 573 25
                                    

Notes: mulai dari kemaren kayaknya, Jayden bakal aku ubah jadi Jaehyun. Karna....suka lupa:) hehe. Terimakasi, selamat membaca.

***



Ketika malam sudah menyambut Jaehyun bersama dengan yang lain sudah sampai di tempat evakuasi, Jaehyun tidak tahu bagaimana tepatnya Renjun bisa mengevakuasi semua warga dalam sekejap. Tetapi dia bersyukur kalau semua warga selamat, mungkin hampir. Karena ada yang terluka dan masih dalam penanganan, Renjun menampung warga di sebuah pabrik kayu tak terpakai yang letaknya memang berada di tengah hutan dekat dengan sungai. Lumayan jauh juga dari istana,

"Tuan!" Haechan langsung berlari menghampiri Renjun begitu melihatnya, dan keduanya berakhir dengan berpelukan.

"Apa semua baik-baik saja?" Tanya Renjun yang dibalas anggukan oleh Haechan,

"Jeno?" Haechan melonggarkan pelukannya lalu menatap Renjun, pemuda Hamilton itu menatap Jaehyun, Taeyong dan Mark yang berdiri dibelakang Haechan.

"Aku sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi sepertinya penyembuhan dirinya akan lebih lama." Setelah menjawab demikian, Renjun berjalan mendahului untuk membawa mereka menuju ke ruangan dimana dia merawat Jeno.

Jeno sengaja diletakkan di tempat yang lumayan sepi, ada di ruang istirahat bekas pabrik. Renjun sudah merapikan dan membersihkannya, jadi tidak perlu khawatir akan kebersihannya.

Ketika mereka bisa melihat keadaan Jeno, Taeyong tidak bisa menahan keterkejutannya, begitu pula dengan Jaehyun. Karena sebagian tubuh Jeno urat dan pembuluh darahnya terlihat dengan jelas dengan warna hitam, terutama karena kulit vampire cenderung pucat, Jeno terlihat sangat mengerikan sekarang.

Taeyong tidak bisa menahan tangisnya, ia langsung menghampiri Jeno dan berdiri disampingnya.

"Jeno..Ibu disini.." Taeyong meraih sebelah tangan Jeno dan menggenggamnya erat.

"Apa dia akan baik-baik saja?" Tanya Jaehyun sembari menatap Renjun,

"Racunnya sudah perlahan berkurang, dia akan sadar namun tidak dalam waktu dekat." Jawab Renjun. Jaehyun menghela nafasnya dengan berat, ia kemudian menyusul sang istri dan mengusap bahu Taeyong yang masih menangis akibat melihat keadaan Jeno.

"Haechan, bukankah sudah kubilang untuk tetap berada disana?" Renjun kini menatap Haechan, raut wajah Haechan kini terlihat ketakutan.

"M-maaf, aku..aku hanya mematuhi perintah Pangeran Dalbert untuk membawa Ratu dan Sungchan ke tempat yang aman." Jawab Haechan.

Mark mengeryitkan dahi mendengar percakapan keduanya, Renjun tahu tentang ini? Kapan Haechan dan Renjun berbicara?

"Ikut aku." Renjun memberi perintah kemudian berjalan mendahului keluar dari ruangan, disusul Haechan dan juga Mark dibelakang Haechan.

Renjun membawa mereka keluar dari tempat evakuasi dan memilih tempat yang dekat dengan area hutan namun masih ada cahaya dari api disekitar gudang.

Renjun duduk disalah satu batang pohon hasil tebangan yang dibiarkan,

"Kau harusnya berada disana, alasan nenek mengirimmu juga untuk itu." Ucap Renjun.

"Maaf.." Haechan menundukkan kepala sembari memainkan jemarinya,

"Tunggu, apa yang kalian bicarakan? Kau tahu jika aka nada peperangan ini Renjun?" Mark menatap Renjun menuntut penjelasan.

Anak tunggal dari keluarga Hamilton itu menatap Mark sejenak sebelum mengambil nafas untuk menejelaskan,

ALEXANDER (MARKHYUCK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang