Kata Mba Jen jangan sepi komennya. Nanti mba Jen marah.
Pagi hari Lim hanya bisa duduk menyandarkan badannya di sofa, saat hendak memasak untuk sarapan tak ada satupun bahan makanan di dapur. Ia elus perut nya yang sangat rata karena merasa lapar, biasanya jam segini Lim sudah mengisi perutnya tapi hari hanya segelas air putih saja.
Lim kembali ke kamar dan hendak membangunkan Jennie, namun Jennie sudah duduk dan memainkan ponselnya.
"Mba, pesen sarapan dong lapar banget ini. Ga ada bahan makanan sedikitpun di dapur." Rengek Lim di depan Jennie, sedangkan Jennie hanya menautkan kedua alisnya.
"Beli sendiri aja, apa duitnya abis buat belanja baju baru?" Sindir Jennie dengan memutarkan bola matanya.
Lim tersenyum nakal. "Ini dikasih temen kampus." Jawab Lim lalu duduk di samping Jennie, mengintip Jennie yang sedang asik dengan ponselnya. Jennie sedang membuka email mungkin sedang bekerja.
"Temen cewek?" Selidik Jennie.
Lim menganggukan kepalanya, setelah itu tersenyum dengan menatap langit-langit kamar. "Mereka baik banget, namanya Jamilah dan sulastri. Jamilah kaya suka belanjain aku." Lim menceritakan tentang kedua sahabatnya yang ia ganti namanya.
"Ya udah sana minta makan ke si Jamilah." Jawab Jennie acuh.
Lim langsung mengambil ponselnya yang berada dinakas. Setelah itu menghubungi Jamilah alias Jisoo.
Limario....
Selamat pagi Jamilah, maaf Lim pagi-pagi ganggu. Boleh minta tolong nanti beliin Lim sarapan ga? Soalnya Lim ga punya uang, istri Lim sibuk terus soalnya.Jisoo....
Si anjing gue lagi yang kena.Limario...
Makasih ya Jamila, seneng deh punya ka...Ucapan Lim terhenti saat Jennie merebut ponselnya dan mematikan sambungan telpon itu, lalu melemparkan ponsel butut milik Lim ke kasur. Lim diam-diam tersenyum karena gemas melihat Jennie.
"Aku pesen makan!" Bentak Jennie lalu pergi menuju ke dapur.
Lim langsung mengekori Jennie mengikuti kemanapun Jennie pergi. Jennie sendiri yang sejak tadi diikuti oleh Lim merasa risih lalu menghentikan langkahnya dengan sekaligus membuat Lim kaget.
Jennie menatap Lim dengan tatapan membunuhnya, namun Lim malah tersenyum manis.
"Sini deh mba duduk." Lim menarik tangan Jennie lalu duduk di sofa.
Mereka berhadapan dan Lim langsung mendekatkan wajahnya pada wajah Jennie membuat Jennie jadi kaget. Jennie langsung menggeser duduknya agar lebih jauh dari Lim.
"Ih diem itu ada belek, cantik-cantik masa belekan." Tarik Lim dipinggang Jennie membuat Jennie tak bisa menghindar lagi.
Keduanya hanyut dalam tatapan masing-masing, membuat Lim akhirnya meremas payudara Jennie. Jennie sontak kaget dan memukul tangan Lim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Hidup Selamanya
FanfictionJadilah temanku hidupku selamanya, hingga hanya ajal yang memisahkan. ada adegan dewasa meski ga banyak, jadi wahai adik-adik tercinta hati-hati memilih bacaan ya.