Pagi-pagi sekali Lim sudah bangun dan mandi, semangat sekali rupanya duda 1 anak yang akan CLBK ini. Ia sudah tak sabar bertemu Jennie dan Lio tentunya, apa lagi Jennie karena meraba Jennie adalah candunya. Ups... Jangan sampai kalian berpikir macam-macam ya.
Lim sudah keluar dari kamar dan menemui sang Ibu yang ada di dapur menyiapkan sarapan untuknya dan Ryujin. Namun Lim menolak untuk sarapan di rumah dan meminta Ibu Jubaedah untuk membungkuskan sarapannya itu untuk cucu dan calon menantu seksinya itu.
"Bu, nanti Lim pulang telat ya. Mau ke rumah Daddynya Jennie dulu soalnya." Izin Lim pada Ibunya.
"Asal jangan macem-macem aja sama Jennie. Belum waktunya jadi sabar dulu." Nasihat Ibu Lim pada anak sulungnya itu.
Lim hanya menganggukan kepalanya pura-pura mendengar dan menuruti nasehat Ibunya, padahal dalam hati Lim sudah tak sabar ingin bertemu tante Jennie kesayangannya itu.
"Udah kan bu, Lim pamit ya." Lim langsung mencium tangan Ibunya dan pergi menuju rumah Jennie.
Dalam perjalanan Lim terus berpikir apa yang akan ia lakukan untuk kedepannya. Mungkin untuk saat ini uang tabungannya masih banyak dan cukup, namun jika tidak kembali mencari uang otomatis uang itu akan habis, atau kembali menumpang hidup pada Jennie seperti dulu? Oh tidak bisa, Lim kini sudah dewasa ia memiliki harga diri yang tinggi. Mungkin Lim akan mendiskusikan semua ini dengan Jennie nantinya. Membuat usaha baru atau menyimpan modal untuk perusahaan Jennie.
Setelah menempuh beberapa saat akhirnya Lim sampai di rumah Jennie, ia langsung masuk karena punya kunci yang diberikan oleh Jennie saat itu. Terlihat masih sepi entah Lim yang datang terlalu pagi dan mereka belum bangun atau justru sebaliknya Jennie sudah pergi bekerja. Sebelum pergi menemui Jennie di kamar Lim pergi ke dapur terlebih dulu untuk menyiapkan sarapan yang ia bawa tadi. Setelah selesai ia langsung mencari Lio ke kamarnya dan benar saja Lio masih meringkuk dengan nyaman di kasurnya.
Cup....
Sebuah kecupan mendarat di kening Lio. Ia elus kepala anaknya dengan sayang."Lio... Bangun nak sudah pagi." Lim pelan-pelan membangunkan Lio agar tak kaget.
Lim terus membangunkan Lio dengan kecupan dan kelitikan diperut Lio membuat Lio akhirnya bangun dan merengek manja karena kesal
"Jadi Lio ga suka papa datang? Ya udah papa pulang ya." Lim berakting seolah-olah ia akan pulang.
"Papa jangan pulang, maafin Lio ya." Tahan Lio lalu ia berdiri dan menghampiri Lim. Lio mengangkat kedua tangannya ingin digendong oleh papanya itu.
Lim langsung menggendong anak semata wayangnya itu, menciumi pipi gembul sang anak dengan gemas. Namun aksi mereka terhenti saat tiba-tiba sebuah pelukan dari arah belakang mengagetkan mereka.
"Morning kedua jagoan mama." Ucap Jennie yang baru saja datang ke kamar Lio dengan baju tidurnya. Jennie baru saja bangun tidur karena mendengar tawa Lio dan Lim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Hidup Selamanya
Fiksi PenggemarJadilah temanku hidupku selamanya, hingga hanya ajal yang memisahkan. ada adegan dewasa meski ga banyak, jadi wahai adik-adik tercinta hati-hati memilih bacaan ya.