Jadilah temanku hidupku selamanya, hingga hanya ajal yang memisahkan.
ada adegan dewasa meski ga banyak, jadi wahai adik-adik tercinta hati-hati memilih bacaan ya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lim sedang berguling-guling gelisah di sofa ruangan Jennie, tadi saat dalam perjalanan menuju hotel sesuai kesepakatan mereka sepulang dari kantor Jiyong, ternyata sekertaris Jennie menghubungi dan mengatakan ada rapat dadakan dengan para pemegang saham terkait produk baru yang akan mereka luncurkan, mau tak mau Jennie harus pasrah dan pergi menuju kantornya. Lim? Dia hanya mengikuti semua perintah sugar mommynya itu.
Karena bosan akhirnya Lim bangun dan pergi ke luar ruangan Jennie, Lim melihat-lihat ke tempat pakaian baru yang masih dipajang untuk diperiksa keseluruhannya apakah sudah siap dipasarkan atau belum. Lim juga melihat ke tempat beberapa karyawan di sana.
"Lho Limario kan?" Sapa seseorang saat melihat Lim yang sedang asik berjalan-jalan sendirian.
Lim yang merasa terpanggil langsung membalikan badannya ke arah suara. "Eh Eunbi ya? Ya ampun apa kabar Bi?" Sapa Lim pada teman semasa kuliahnya dulu.
"Gue baik Lim, kata Jisoo elu ke Korea kan kerja di sana. Makanya pas Seulgi nikah elu ga balik." Tanya Eunbi lagi, mereka memang teman sekelas dulu wajar saja sekarang dekat.
"Iya gue baru 3 harian di Indonesia. Udah ah jadi TKI nya mau di Indonesia aja sama anak dan Bini nanti. Elu gimana udah nikah belum?" Tanya Lim pada Eunbi.
Eunbi baru saja akan membuka mulutnya sebelum terdengar suara dari arah belakang Lim.
"Emang kenapa Baby tanya Eunbi udah nikah apa belum? Mau godain Eunbi gara-gara dia cantik dan seksi?" Jennie datang tiba-tiba mengganggu kedua teman yang sedang nostalgia.
Lim kaget dan langsung membalikan badannya, satu-satunya cara agar calon istrinya tak marah adalah bermanja-manja ala brondong haus belayan tante.
"Honey... Tau ga Eunbi temen sekelas aku saat kuliah. Jisoo sama Seulgi juga kenal sama Eunbi." Lim langsung menarik tangan Jennie dan memeluk pinggang Jennie.
"Oia Bi ini mantan istri gue, tapi minggu depan kita mau nikah lagi sih. Inget kan gue dulu udah nikah? Nih orangnya, ternyata bos elu ya." Lim juga langsung mengatakan yang sebenranya pada Eunbi agar Jennie tak curiga, meskipun mereka berdua tak ada hubungan apapun sudah pasti Jennie akan selalu cemburu dan curiga pada Eunbi nantinya
"Benar bos kami teman kuliah. Kalau begitu saya permisi dulu." Eunbi langsung berpamitan dan pergi begitu saja, Eunbi malas berurusan dengan bosnya itu, apa lagi jika tentang lelaki yang Jennie cintai pasti urusannya akan lebih ribet.
Setelah kepergian Eunbi, Jennie langsung menarik Lim masuk ke dalam ruangannya. Setelah itu menatap tajam ke arah brondong mesumnya itu
"Dia mantan kamu kan? Jujur sama aku! Eunbi itu bodynya bagus, cantik, mungil dia itu mirip sama aku tapi lebih cantik dan seksi aku kemana-mana dari pada Eunbi, jadi pasti kamu ada sesuatu kan sama dia, coba aja jujur sama aku, aku ga mau ya kamu bohongin, kita mau nikah lho jadi kamu jangan macem-macem sama hubungan kita yang udah serius ini. Kita udah punya Julio bahkan udah sering bikin adik buat Julio masa kamu macem-macem gitu sih di belakang aku, sumpah ya aku ga main-main sama hubungan kita Lim jadi kamu juga jangan main-main sama hubungan kita. Aku g....." Setelah ucapan panjang kali lebar kali tinggi yang Jennie ucapkan akhirnya Jennie diam saat mendengar Lim memanggil seseorang.
"LISA." panggil Lim.
"MANA." Tanya Jennie langsung mengehntikan ocehannya dan berbalik mencari Lisa yang baru saja Lim panggil.
Jennie terus celingak celinguk mencari seseorang bernama Lisa yang baru saja Lim panggil itu. Namun Jennie tak menemukan siapapun karena pintu ruangan Jennie tertutup.
Jennie langsung membalikan tatapannya pada Lim dan setelah itu Jennie baru menyadari sesuatu saat Lim hanya diam dan menatap Jennie.
"So?" Tanya Lim dengan tersenyum sinis membuat Jennie bungkam.
"Jadi siapa di sini yang masih mikirin orang lain? Jadi siapa di sini yang ga serius sama hubungan kita?" Tanya Lim dengan senyum menyebalkannya.
Jennie langsung gelagapan, ia mendekat ke arah Lim hendak memeluk Lim namun Lim justru malah mundur dan menjauh dari Jennie. Jennie hampir menangis karena takut Lim akan meninggalkannya kembali seperti dulu, matanya sudah berkaca-kaca dan bibirnya bergetar menahan tangisannya itu.
"Lim maaf Baby, aku ga ada maksud apapun. Kamu tau kan aku ngefans banget sama Lisa jadi suka refleks. Jangan berpikir macem-macem sayang. Kamu tau kan aku cinta banget sama kamu." Jennie menggenggam tangan Lim dan Lim hanya diam tak menghindar lagi.
Jennie tenang akhirnya karena Lim tak menolak lagi, ia mendekat dan memeluk Lim. Tak ada balasan dari Lim karena Lim hanya diam.
"Aku mau pulang, kasihan Lio dengan Ibu." Lim melepaskan pelukan dari Jennie dan akhirnya pamit pulang.
"Tunggu Baby, tolong jangan marah dan salah paham ya. Aku minta maaf kalau aku tadi curiga dan nuduh kamu macem-macem. Aku mohon, hiks..." Akhirnya Jennie menangis karena takut Lim akan marah dan meninggalkannya.
Lim tak berekspresi apapun saat ini, hatinya kecewa karena Jennie selalu saja memikirkan Lisa dan Lisa.
"Sudah jangan menangis, aku sudah biasa jadi yang kedua di hati kamu. Aku pulang dulu ya." Lim langsung pergi begitu saja meninggalkan Jennie yang masih menangis sesenggukan.
Jennie ingin sekali mengejar Lim namun tak mungkin karena meetingnya belum selesai dan sepertinya hari ini ia akan lembur untuk mempersiapkan launcing Baju dan celana baru, karena Jennie kini memasuki dunia Fashion selain make up.
Hatinya sangat tak tenang, pikirannya kacau namun ia harus kembali memimpin meeting. Jennie harus profesional dalam bekerja, ia akan menyelesaikan semuanya dengan cepat dan segera pulang menemui Lim.
"Bos, apa anda baik-baik saja?" Tanya sekertaris Jennie.
"Kepalaku sedikit pusing, apa bisa meetingnya ditunda besok?" Jennie tak bohong, kepalanya mendadak pusing mungkin akibat beban pikirannya.
Dalam urusan ini siapa yang salah? Jennie yang masih memikirkan Lisa atau Lim yang terlalu kekanak-kanakan? Sejujurnya Lim hanya takut Jennie masih mencintai Lisa, ingat perasaan Jennie pada Lisa bukan perasaan biasa seperti fans pada idolanya seperti orang lain, melainkan rasa cinta yang sangat menggebu hingga akhirnya terobsesi. Jennie sendiri sudah mati-matian melupakan Lisa namun sisi lain dari hati Jennie masih begitu mengagumi Lisa, meski saat ini perasaannya hanya sebatas kagum tak lebih dari itu. Percayalah hati Jennie hanya untuk Limario seorang, sedangkan Lim takut jika Jennie hanya menjadikannya partner sex seperti dulu.
Wajarkah mereka seperti itu? Entahlah karena rasa takut yang Lim rasakan membuatnya menjadi seperti itu, sedangkan rasa kagum dan obsesi yang Jennie miliki justru selalu membuat Jennie menyakiti hati Limario.
Cie yang nungguin di hotel 🤣🤣 Maaf ya kaga ada hotel dulu, gue lagi ga mood bikinnya, dari pada ga dapet feelnya.
Tapi tetep komen ya, siapa tau gue semangat lagi kalau baca komenan kalian. 😘😘😘