22

2.3K 311 43
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Malam semakin larut namun Lim masih belum juga pulang, Jennie sudah lelah menangis karena seharian Lim tak bisa dihubungi. Rasanya Jennie ingin sekali datang dan menemui Lim di agensinya, namun semua itu tak mungkin. Jennie salah dan menyadari semua itu, namun sungguh Jennie tak bermaksud melukai hati Lim atau tak menghargai usaha Lim untuk memberikannya kejutan. Jennie hanya malu dan sedih karena bersikap sombong pada Lisa, hanya itu saja.

Jennie mendengar pintu depan terbuka, ia langsung bergegas menemui orang yang sudah diyakini adalah Lim. Benar saja Lim masuk dengan keadaan kacau, terlihat sekali raut lelah diwajah tampannya. Jennie harus hati-hati karena tak mau kembali berdebat dengan Lim.

"Kamu mau mandi air anget? Biar aku siapin ya. Abis itu kamu makan." Tanya Jennie yang kini sudah berdiri di samping Lim yang sedang membuka sepatu.

"Aku sudah makan, tidurlah sudah malam." Jawab Lim lalu pergi meninggalkan Jennie sendirian. Sejujurnya Jennie sedih ditinggalkan seperti itu, tapi ia tak boleh menyerah untuk mendapatkan maaf dari Lim.

Jennie mengikuti Lim dari belakang, mereka sedang berjalan menuju kamar. Saat Lim masuk ke kamar mandi Jennie langsung lari dan hendak ikut masuk, namun langkahnya terhenti saat melihat Lim yang menatapnya tajam.

"Kali ini saja, aku ingin sendiri dan menenangkan diri." Pinta Lim dengan lirih, ia butuh waktu untuk menetralkan emosinya yang sejak siang tadi tertahankan karena banyaknya pekerjaan di kantor.

Jennie kaget dengan permintaan Lim, namun ia harus mengalah demi semua kembali baik-baik saja.

"Aku tunggu di kamar ya." Ucap Jennie lalu berbalik tanpa menunggu jawaban Lim.

Jennie membaringkan badannya di kasur empuk meski tak sebesar miliknya di rumah. Lio tidur di kamar sebelah sedangkan mereka berdua di sini. Intinya tak mau diganggu oleh siapapun.
Lama Jennie menunggu hingga 15 menit sebelum akhirnya Lim keluar hanya mengenakan handuk sebatas lutut saja. Jennie sangat menyukai pemandangan ini, ia langsung duduk dan tanpa malu menatap Lim tanpa berkedip.

"Seksi." Desis Jennie dengan tersenyum genit. Mungkin Jennie lupa jika kekasihnya sedang marah.

Lim yang sadar diperhatikan hanya melirik sekilas sebelum akhirnya kembali memakai baju tidur. Sungguh Lim lelah sekali saat ini. Badan dan hati kompak merasa lelah sehingga Lim malas sekali mengeluarkan satu patah katapun.
Setelah selesai Lim langsung berbaring di samping Jennie, membelakangi Jennie dengan sengaja. Badannya ia tutup menggunakan selimut hingga sebahu..

"Kamu cape banget ya? Mau aku pijitin?" Tanya Jennie dengan memeluk Lim dari belakang. Menelusupkan wajahnya pada ceruk leher Lim.

"Aku ingin tidur." Jawab Lim dengan sinis.

"Main yu sebentar Lim, aku kangen banget." Tanpa rasa malu Jennie mengajak Lim untuk bercinta, malu? Apa alasannya untuk malu toh keduanya memang menyukai hal itu.

Teman Hidup SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang