16 🔞

4.9K 396 91
                                    

Maaf mesumers ga bisa tiap hari up, soalnya cape kerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf mesumers ga bisa tiap hari up, soalnya cape kerja.
Kecuali Jumat, sabtu dan Minggu libur bakal diusahain tiap hari.


Cup...
Jennie langsung mengecup bibir Lim tanpa aba-aba membuat Lim kaget. Meski kaget namun Lim cukup menikmati, ia merindukan bibir ini, bibir yang dulu menjadi candunya. Entah apa status mereka saat ini, bahkan permintaan Jennie untuk kembali bersama belum Limario jawab. Untuk saat ini, mengambil hati Lim kembali adalah tujuan Jennie dengan cara apapun termasuk Julio dan bercinta di ranjang tanpa status.

Tiba-tiba Lim melepaskan ciuman mereka membuat Jennie merasa kecewa. Lim mengelus pipi Jennie dengan tatapan penuh cinta.

"Aku tak akan menyentuhmu lebih jauh selama kita tak memiliki status apapun." Bisik Lim tepat di telinga Jennie, ia kembali mencium leher Jennie yang putih mulus itu.

Jennie hanya memejamkan matanya dengan rasa nikmat itu, lelaki di hadapannya ini mengatakan tak akan menyentuh lebih jauh tapi mengapa terus menggoda, bocah sialan, dasar manusia dekil.

"Kenapaaahh..." Tanya Jennie dengan sedikit mendesah.

"Karena netizen pasti marah jika kita bercinta sedangkan aku belum memutuskan apapun tentang hubungan kita." Lim kini merengkuh badan Jennie, memeluk Jennie dan mengelus paha Jennie yang tertutup rok mini.

"Netizen? Cih! Emang kamu artis." Decih Jennie lalu melepaskan pelukan Lim, lalu berdiri untuk menjauh dari Lim.

Lim hanya terkekeh gemas, entah dari mana keluar alasan netizen. Benar Lim bukan artis bahkan dia hanya staff biasa yang mengurusi para Idol di Korea sana.

Lim lalu menghampiri Jennie menarik badan Jennie untuk masuk ke dalam pelukannya. Nyaman sekali rasanya memeluk perempuan yang sudah jadi mantan istrinya ini. "Kangen ya sama si ucok?" Lim kembali berbisik dengan sesekali meniup telinga Jennie.

Kembali Jennie melepaskan pelukan Lim, namun dengan sedikit lebih kasar, matanya langsung berkabut karena amarah yang memuncak.

"Sudah aku bilang kalau aku sendiri setelah kita berpisah, jika kamu tak mau bercinta denganku ya sudah tak masalah, aku masih memiliki jari-jari indah yang selalu aku rawat seperti anak sendiri. Jadi jangan sebut-sebut nama lelaki bernama ucok itu, bahkan aku tak pernah tau siapa lelaki itu!" Jelas Jennie dengan emosi, dadanya naik turun karena merasa sesak.

Lim bukannya meminta maaf dan merasa bersalah, ia justru malah tertawa terbahak-bahak. Lim tak tahan lagi karena mantan istrinya itu kini berubah menjadi perempuan cantik dan bodoh. Yang Lim maksud kan penisnya, ia memanggilnya dengan si ucok.

"Cukup Lim! Pergi sana, aku marah." Bentak Jennie membuat Lim langsung menghentikan tawanya. Lim menatap tajam mata Jennie, entah mengapa Jennie jadi menciut dengan tatapan itu.

Lim mendekat dengan tak melepaskan tatapannya pada Jennie, mengintimidasi Jennie sebaik mungkin. Jennie semakin menciut dan merasa bersalah dengan ucapannya tadi membuat Lim sampai semarah ini. Setelah kini jarak mereka dekat tiba-tiba saja Lim membuka celananya.

Teman Hidup SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang