Part 11

2.7K 266 29
                                        

Enjoy it...

Nathan POV

Setelah aku keluar dari kamar mandi aku tidak melihat batang hidung Andra dibangku yang dijanjikannya untuk menungguku.

Mungkin dia bosan, jadi dia berjalan jalan. Tapi itu tidak logis, aku hanya kekamar mandi tidak lebih dari 5 menit. Dan Andra sudah menghilang seperti hantu.

Karena kakiku lelah karena sudah lebih dari dua jam hanya untuk berkeliling mall, jadi aku putuskan untuk menunggu Andra dikursi depan toilet tadi.

Menungguinya seperti orang bodoh.

Sampai akhirnya kesabaranku sudah habis. Sudah lebih dari 30 menit aku duduk seperti orang dungu. Menunggu Andra.

Aku bangkit, merogoh ponsel disaku. Dengan cepat aku menekan nomor Andra.

Aku menyetuhkan ponselku ditelinga. Tidak ada jawaban kecuali terdengar suara operator perempuan.

"Nomor yang sedang anda tuju berada diluar jangkauan, silahkan tinggalkan pesan setelah bunyi beep."

Bagus dia mematikan ponselnya.

Aku manarik nafas panjang, menjernihkan pikiranku. Kemudian kembali duduk manis menunggu Andra.

Mungkin dia sedang ditoilet juga.

Aku terus menerus mengecek ponselku, berharap ada keajaiban datang dari sana, pesan masuk, atau telepon darinya.

Tapi sial. Keajaiban yang aku tunggu tidak muncul. Ponselku tetap membisu.

Sekarang aku benar - benar seperti orang bodoh. Aku sudah menungguinya lebih dari 45 menit, tapi Andra tidak kunjung juga muncul.

Tidak mungkin jika dia pergi ketoilet selama itu. Otakku mulai berpikir.hal - hal yang tidak masuk diakal. Apa jangan - jangan dia diculik? Tidak mungkin!, lagipula apa untungnya menculik anak seperti dia.

Atau jangan jangan dia...

"Astaga!" Aku berteriak, seorang pria yang duduk disampingku terlonjak, menatapku bingung.

Aku melempar senyum padanya, kemudian bangkita dan mencari Andra.

***Can I Say I Love You***

Aku masuk ketoko olahraga tadi dengan berlari, Linda menatapku aneh dengan bibirnya yang sengaja dibuat sesexy mungkin.

"Tuan, apa kau mencariku?" Tanyanya, dia mendesah diujung kalimatnya.

Aku menggeleng, Linda tersenyum miring, "lalu apa yang membawamu-"

"Apa kau lihat anak yang pergi bersamaku tadi?"

Mata Linda membulat, kemudian menggelengkan kepalanga, "tidak, aku kira kau..."

Aku meninggalkan Linda tanpa mendengarkan katanya sampai selesai, aku tidak ada waktu untuk mendengarnya menggodaku dengan desahannya. Ya, walaupun aku menyukainya. Tapi itu tidak penting, karena aku harus menemukan Andra.
Sial. Anak ini selalu sukses membuatku khawatir.

***Can I Say I Love You***

Andra POV

Pada akhirnya aku mengantarkan Bella pulang kerumahnya. Ternyata benar apa yang dikatakan Bella tentang ibu tirinya, dia benar - benar menakutkan.

Dia memelototiku dibalik kaca jendela rumahnya. Aku tidak habis pikir bagaimana Bella bisa hidup dirumah dengan wanita seperti itu.

Bella melambaikan tangannya dengan senyumnya yang mengembang, aku balas melambai sebelum akhirnya dia hilang ditelan pintu. Kemudian bergidik ngeri ketika mendapati ibu tiri Bella, menggerakan jari tengah dan telunjuk kematanya lalu melemparkanya padaku.

Can I Say  Love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang