Vote kalo kalian suka part ini...
Bella POV
Karena Ibu Meity yang mengajar bahasa tidak masuk kelas, sehingga aku mempunyai jam kosong. Aku benar - benar free sekarang. Maka dari itu aku memutuskan untuk pergi kekelas Andra untuk mengucapkan terima kasih telah menghiburku kemarin.
Jadi sekarang aku berada didepan kelasnya, menungguinya menyelesaikan Quiz yang diberikan Pak Masgun.
20 menit berlalu dan akhirnya bunyi bel secara halus mengusir Pak Magun keluar kelas, secepat itu aku masuk kelas Andra. Aku menemukan Nathan duduk dibangku paling depan, seiingatku dia biasanya duduk dibelakang Andra.
Mata kami bertemu sehingga mau tidak mau aku melemparkan senyum pada Nathan, dan dia membalasnya manis sekali.
Dari depan kelas aku bisa melihat Andra sedang sibuk direcoki para perempuan kelasnya. Jadi aku memperlambat langkahku menuju mejanya.
Langkahku terhenti ketika aku mendengar suara yang selalu membuatku jengkel. Aku menemukan Cindy dengan tangannya yang memelintir rambut pirangnya.
"Untuk apa kau datang kesini?" Mata Cindy melihatiku, melecehkan."Bertemu pangeran kodokmu?"dia berhenti seakan memberikan jeda, "Atau," satu alisnya naik menyebalkan." Kau mau mengemis padaku untuk melepaskan Darren?"Katanya yang membuat mulutku tercekat.
Aku tidak percaya dengan kata yang keluar dari mulut kotornya.
Kau mau mengemis padaku untuk melepaskan Darren.
Rasanya aku ingin mencakarnya kali ini, tapi aku mengurungkan niatku. Mencakar tidak akan menyelesaikan masalah.
Jadi dengan datar aku menjawab,"Tidak." Cindy mengerutkan dahinya.
Aku menghela nafas panjang." Aku kesini untuk menemui pangeran kuda putihmu!"
Aku berjalan menuju meja Nathan dan meraih tangannya. Dengan cepat dan tanpa menghiraukan raut wajah Nathan yang penuh tanya aku menariknya keluar kelas.
Sekilas aku melirik Cindy dengan wajah pucatnya. Dia tampak seperti mayat.
"AKU TIDAK AKAN MEMBIARKANMU!" Cindy berteriak dalam kelas. Membuatku terseyum puas.
***Can I Say I Love You***
Oh My God, apa yang aku lakukan. Aku menarik tangan Nathan dengan paksa dan kini kami duduk ditaman sekolah. Aku tidak mengerti dengan jalan pikiranku sendiri yang tiba - tiba mengatakan ingin bertemu dengannya, padahal aku ingin menemui Andra bukan Nathan.
Apa ini gara - gara pikiranku yang sudah diracuni oleh Cindy?
Aku mengutuki diriku sendiri. Betapa bodohnya aku.
Aku memutar isi kepalaku untuk menemukan alasan yang bagus dan logis yang akan ku beritahukan pada Nathan. Sampai akhirnya aku hanya mengatakan kata,"Maafkan aku." membuatku tercekat.
Jantungku berdegup kencang menunggui komentar yang akan dikatakan Nathan.
"Tidak masalah." katanya yang membuatku membeku.
Apa dia baik - baik saja dengan apa yang baru saja aku lakukan. Karena aku takut mengucapkan sesuatu yang salah -yang malah akan membuatku menjadi terlihat aneh, aku memilih diam. Walaupun banyak kata kata maaf yang tertahan ditenggorokanku.
"Kau jangan terlalu memikirkan apa yang dikatakan Cindy." Aku menoleh kearahnya. Aku melihat Nathan yang menatapku lekat. Aku bisa melihat manik hitam matanya yang seakan menembusku. Dan entah mengapa hatiku berkata "He is cool . He is handome too."
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Say Love you
General FictionAndra : Cerdas, pintar, selalu menjadi juara kelas dari kelas satu sampai sekarang, selalu menjadi mahluk transpan dimanapun dia berada, anti sosial, selalu kena bulli disekolah. Tapi semua berubah ketika dia berguru pada sahabatnya Nathan untuk men...