Hey, aku suka respon komentarnya dipart sebelumnya, bikin senyum2 sendiriSemoga kalian suka part ini
Enjoy It :D
Nathan POV
Jujur saja aku terkejut ketika aku membuka pintuku dan menemukan Andra telah berdiri disana. Aku bisa merasakan jika dia kedinginan diluar.
"Andra?" Kataku tak percaya."Yooo..." dia mengangkat satu tangannya. Membuat dirinya tampak menggelikan.
Aku bertanya tanya kenapa dia lebih memilih kata "yooo" dibandingkan dengan kata hai atau mungkin halo.
Abaikan aku yang malah berkomentar tentang bagaimana cara dia menyapa. Wew.
Seharusnya aku senang karena Andra -yang mengunjungiku -dan itu berarti dia tidak marah lagi padaku.
Tapi tunggu apa yang membuat dia datang semalam ini. Aku mengerutkan dahiku penuh curiga. "Apa yang kau lakukan disini?"Kemudian melirik jam tangan armyku,"21.23" Ucapku.
Aku melihat Andra mengulas senyum kakunya. Lalu aku memasukan kedua tanganku pada saku celana jeansku karena dinginnya udara malam Jakarta.
"Lalu?"
Aku melihat dirnya bertingkah aneh. Dia menggaruk belakang kepalanya yang kurasa tidak gatal.
"Baiklah,"dia menghela nafas."Aku kesini hanya memastikan jika kau baik - baik saja. Dan aku hanya ingin meminta maaf karena kejadian tadi siang.
Aku benar benar merasa bersalah."Ucapnya dalam sekali nafas membuatku menganga cukup lebar. Ini kata yang paling panjang yang pernah aku dengar dari mulut Andra dalam satu nafas.
Menganggumkan.
"Tunggu!"jedaku,"Kurasa ada yang tidak beres denganmu?"Komentarku yang dimana aku merasa ada sesuatu yang janggal terjadi pada Andra. Ah benar, Andra tidak menggunakan kacamatanya.
"Kau tidak pakai kacamatamu?"
Aku melihat Andra diam selama beberapa detik. Dia tampak berpikir.
"Hey Andra."
"Ya."Ucapnya. "Aku bertanya kemana kacamatamu?"
"Owh... Ya... Kacamataku jatuh. Benar... kacamataku jatuh tadi dirumah ketika aku..."Aku memincingkan mataku curiga.
"Jatuh ketika aku berusaha mengambil buku kimia dimejaku,"Tambahnya dengan seulas senyum canggung.
Astaga sekarang dia benar - benar menjadi pembohong yang professional. Kau salah bung jika kau bisa berbohong padaku.
Tentu saja aku tahu. Andra temanku. Aku mengenalnya lebih dari siapapun.
"Karena kau baik - baik saja jadi, aku pulang..."Ucapnya yang membalikan tubuhnya dan berjalan meninggalkan ku dibelakang.
"Andra!!"Teriakku spontan.
Andra menghentikan langkahnya. "Aku berkelahi dengan Randy bukan untukmu, tapi untuk siswa - siswa yang jadi korban pemerasannya."kataku mantap.
Karena aku tahu, Andra akan merasa bersalah dengan kejadian tadi siang dan dia akan terlalu sibuk mengutuki ketidakmampuannya menghadapi Randy.
"Aku tahu." Matanya terlihat sendu. Biarvaku tebak, sekarang dia merasa bersalah. Matanya menatap lurus padaku.
"Aku minta maaf, karenaku kau harus diskors. Tapi aku akan membantu mengerjakan tugas selama kau tidak masuk. Dan aku akan membantu pelajaranmu yang nantinya akan ketinggalan." Aku mengulas senyum saat Andra mengatakannya dan senyumku luntur ketika dia kembali meminta maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Say Love you
Ficção GeralAndra : Cerdas, pintar, selalu menjadi juara kelas dari kelas satu sampai sekarang, selalu menjadi mahluk transpan dimanapun dia berada, anti sosial, selalu kena bulli disekolah. Tapi semua berubah ketika dia berguru pada sahabatnya Nathan untuk men...