Part 17

2.5K 215 9
                                    

Jangan lupa vomennya ya, vote kalian jadi semangat buat author, makasih :D

***Can I Say I Love You***

Echa POV

Karena aku tidak tega melihat Sandra atau Momnya Andra melihat wajah anak tampannya babak belur. Jadi akhirnya aku memutuskan untuk membawa Andra pulang dulu kerumahku. Karena aku takut menghancurkan kesan pertamaku yang mulus tadi pagi didepan Sandra.

Meminjam adik semata wayangnya dan mengembalikannya dalam keadaan babak belur.

Apa yang akan dipikirkan Sandra tentangku? Jika masalahnya seperti itu.

Jadi beginilah sekarang -aku dan Andra duduk diruang tamu rumahku dengan seperangkat alat P3K diatas meja.

Andra terus saja meringis untuk setiap kapas yang telah dicelupkan pada alkohol menyentuh bagian sudut bibirnya yang kini berubah berwarna biru. Membuatku tertawa sesekali, karena kalian tahu, Andra terlihat lucu dengan ekpresinya yang menggemaskan.

Hari ini adalah hari keberuntungaku. Kurasa,

Pertama, karena aku akhirnya bisa berlari pagi hanya berdua dengan Andra tanpa Nathan atau Bella yang mungkin akan merecoki kami.

Kedua, karena bola yang dilemparkan oleh Bang Dudung yang membuat kepalaku pusing sehingga pada akhirnya Andra menggendongku. Suatu hari nanti jika aku bertemu dengannya, aku akan mentraktirnya bakso Mang Udin.

Serius aku berjanji!.

Ketiga, karena Andra melindungiku dari Randy dan cecungunuknya yang menyebalkan.

Argggh, dia telihat seperti satu dari beberapa superhero.

Oke, lupakan masalah superhero.

Keempat, Aku bisa melihat sisi lain Andra. Dia tidak semenyebalkan dan senerd yang aku pikirkan. Tapi dia malah terlihat cool, bahkan berhasil membuat jantungku berdetak lebih cepat seperti sekarang.

"Echa."

Andra melambaikan tangannya didepan mataku. Membuat mataku mengerjap. Kembali kebumi.

"I-iya."

"Siapa dia?" Tunjuk Andra pada seorang anak perempuan yang menatapnya berbinar.

Astaga, sejak kapan dia duduk disini. Dan kenapa aku tidak menyadarinya.

Sekilas aku melihat Andra mengerutkan alisnya. Sementara Risa, melihatku penuh curiga.

"D-dia adikku, dia-"

Risa memotong ucapanku,"Halo kakak kece, perkenalkan aku Risa Marisa." Risa berkata cepat, dalam satu nafas. Mengabaikan mataku yang memelotoinya.

"Dan siapa kakak kece ini?" Risa menatap Andra, matanya berkilat.

Andra terdiam, melihati Risa dari atas sampai bawah.

"Aku teman Echa." Andra melemparkan senyum yang membuatku nyaris pingsan.

Astaga, aku bisa mati hanya karena melihat senyumnya.

"Risa, kenapa kau disini? dan sejak kapan kau..."

"Aku sudah berada disini ketika kakak sudah mulai melamun jorok." Risa memotongku, lagi. Dia masih berkata cepat.

'What! Apa yang aku dengar barusan'.
Astaga, si iblis kecil sudah mulai mengibarkan bendera perang!

Risa menatapku dengan senyum kemenangan. Sementara aku mulai memelototi adikku yang mulai kurang ajar.

"Risa, sekarang kelas berapa?"tanya Andra, mencairkan suasana.

Can I Say  Love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang