Aku pengen banget part bagian ini banyak yang suka, ngarep, wew, tapi aku lebih suka kalo yang ninggalin jejak lebih banyak, hhe
Apa sih, atuhornya ga jelas, ckck
Ya udah yuk, pantengin aja :D
Enjoy it!
Andra POV
Sejak kejadian dirumah sakit tempo hari, aku tidak berbicara lagi pada Nathan dan begitupla sebaliknya. Sebenarnya aku ingin sekali bertanya padanya tentang kenapa dia bisa menyukaiku. Tapi aku mengurungkan niatku karena aku tidak berani sama sekali.
Ini membuatku frustasi, ya walaupun sekarang aku mempunyai banyak teman disekolah. Tapi rasanya ada yang kurang. Karena sahabatku tidak lagi bersikap seperti biasanya.
Hal yang aneh terjadi pula pada Bella, dia kini selalu terlihat pucat dan aku bisa melihat lingkaran hitam dibawah matanya. Aku bertanya pada Echa ada apa dengan Bella?. Tapi Echa selalu berdalih ' aku tidak tahu apa-apa'. Aku ingin percaya pada Echa jika semua baik-baik saja. Tapi perasaanku berkata lain. Kurasa ada sesuatu yang terjadi pada Bella.
Aku mengacak rambutku frustasi, ini adalah kebiasaan baruku yang entah sejak kapan aku mulai meniru kebiasaan Nathan.
Panjang umur, inilah kata yang cocok ketika Nathan tiba-tiba muncul dari arah pintu. Dia mengulas senyum tipis pada para siswi yang menatapnya dengan tatapan memperkosa. Kemudian dia mengangkat tanganya sekilas ketika Mike melambaikan tangannya, kemudian Nathan melemparkan tasnyakebawah kursi dan lebih memilih memainkan ponselnya.
Biar kuberitahu kalian, ketika aku pertama kali masuk sekolah. Aku tidak menemukan Nathan duduk didepan bangkuku seperti biasa. Seminggu yang lalu Dinda dan Kanya bilang Nathan sudah menukar posisi duduknya dengan Mike. Mike menolak pada awalnya dan pendiriannya hancur ketika Nathan menukar posisi duduknya dengan iphone miliknya.
Tentu saja aku akan melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan Mike, jika aku menjadi dia. Tapi, bukankah itu agak berlebihan!. Sebesar itukah keinginan Nathan untuk tidak duduk didepanku lagi. Lagipula aku ragu jika dia akan lancar jika ada guru yang memberinya quiz dadakan.
" Apa yang kau pikirkan?" suara cempreng membuatku kembali kebumi dan aku menoleh kearah sumber suara dan menemukan Dinda yang tersenyum centil dengan kedua tanganya yang memegang sebuah T-shirt berwarna putih.
Mulutku terbuka setengah ketika melihat tulisan di bagian tengahnya, ' My Prince' dengan gambar kodok berwarna hijau dengan mahkota kecil diatas kepalanya.
" Bagaimana menurutmu, apakah kaos ini bagus? Apa kau menyukainya? Apa kau akan memakainya? Pasti aku akan senang sekali jika kau memakainya" ucapnya dalam sekali napas membuatku berpikir kurasa jika ada lomba berkata cepat Dinda akan meraih piala.
Dinda menggerakan alisnya naik turun membuatku berjenggit ngeri. 'Are you kidding me'. Bagaimana mungkin aku akan menggunakan pakaian seperti itu. Aku menggeleng ketika tiba tiba aku membayangkan aku yang bergandengan tangan dengan Dinda dan memakai T-shirt pangeran kodok dan putri kodok.
" Dia tidak menyukainya," Kanya muncul entah dari mana. "Sudah aku bilang Andra tidak menyukainya"Kanya menyambar T-shirt gambar kodok dan melemparkannya kebelakang.
"Sialan, apa yang kau lakukan-" ucapan Dinda terhenti ketika melihat baju yang dilempar mengenai seseorang.
"Aww, apa yang kalian lakukan?!" teriak Cindy dengan rambut pirangnya yang kini dikuncir pony tail seperti Echa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Say Love you
General FictionAndra : Cerdas, pintar, selalu menjadi juara kelas dari kelas satu sampai sekarang, selalu menjadi mahluk transpan dimanapun dia berada, anti sosial, selalu kena bulli disekolah. Tapi semua berubah ketika dia berguru pada sahabatnya Nathan untuk men...