Biasakan Vote sebelum baca, karena vote kalian membuat moodku untuk melanjutkan cerita ini bertambah
Ditunggu komennya, aku butuh masukan tentang ceritaku ini
Bella POV
Untuk pertama kalinya aku melihat Andra sejak dia sadar dari komannya. Dia terlihat sehat-sehat saja, kecuali pipinya yang sekarang lebih tirus. Tapi dia masih terlihat tampan untuk seseorang yang sakit.
Aku tahu berita ini dari Echa. Dia bilang Kak Sandra memberitahunya jika Andra sudah siuman. Aku bisa mendengar Echa berteriak kegirangan diseberang telepon ketika mendengar berita itu. Dan pada akhirnya dia membujukku untuk menjenguknya, sampai aku rela membolos les piano lagi.
Aku pasti akan dikunyah lalu ditelan jika Nora tahu aku bolos lagi. Tapi itu tidak masalah. Karena aku sekarang bisa melihat Andra sudah membuka matanya lagi dan tersenyum seperti sekarang.
Dalam hati aku merasa senang karena dia akhirnya bisa siuman. Aku tidak bisa membayangkan jika dia.... Tunggu, aku tidak boleh berpikiran seperti itu. Lagipula sekarang Andra sudah sadar.
"Kenapa kau geleng – geleng." Komentar Andra yang membuatku terkejut.
Astaga, apa aku barusan menggelengkan kepalaku tanpa sadar. Astaga ini memalukan. Benar-benar memalukan.
"kau sedang memikirkan apa?"semprot Echa yang kini memincingkan matanya padaku. "jangan bilang kau memikirkan-"
Aku mendekap mulut Echa, aku takut jika Echa keceplosan. Aku tertawa garing pada Andra dan Kak Sandra yang melihatku dengan tatapan bingung.
"Ngomong ngomong, aku senang sekali kalian bisa menjenguk adikku yang culun." Komentar Sandra sambil menyilangkan tangannya didada.
Culun. Ya itu dulu, tapi sekarang dia tidak culun lagi. Malah dia sekarang dijadikan idola oleh adik bahkan teman sekelasnya.
Bahkan dia diidolakan Echa, perempuan tomboy yang aku tahu jika dia membangun tembok yang kokoh untuk menjaga hatinya. Dan pada akhirnya roboh juga oleh pesona Andra. Aku perlu mengacungi jempol pada Andra karena telah bisa menaklukan hati wanita yang pernah bilang dia tidak akan pernah menyukai Andra.
Haha,aku ingin tertawa pada saat sekarang ini. Echa seakan menelan ludahnya sendiri pada saat dia memintaku untuk mengajarkan biola hanya untuk menyatakan perasaannya lewat sebuah lagu. Tapi perjuangannya seperti sia-sia karena diakhir lagunya terjadi insiden yang menakutkan untuk Echa bahkan untukku.
Bahkan beberapa hari ini aku takut sekali dengan mimpi-mimpi dimana aku melihat darah mengalir dibalik baju tuxedonya.
Dan aku malah lebih takut lagi pada Nathan yang berubah sikap, dia jadi terlihat lebih dingin dan aku tidak bisa menemukan sosoknya yang ramah atau matanya yang selalu menghangatkan.
Aku bisa melihat lingkaran hitam pada bagian bawah matanya. Apakah dia memikirkan Andra sama dengan Echa yang selalu memikirkan Andra.
Apa jangan-jangan Nathan...
Tidak mungkin!. Mana mungkin dia..., lagipula mereka sahabatan dari kecil. Tapi, kenapa rasanya aku merasakan hal yang berbeda dari sorot mata Nathan pada saat melihat Andra.
OMG. Kau mungkin sudah gila.
"Bell,apa kau baik baik saja?"tanya Echa yang membuatku kembali kebumi." Andra bertanya bagaimana kabarmu dan kau hanya diam, kau terlihat aneh." tambahnya.
Aku hanya tersenyum tipis. Aku bingung harus menjawab apa, karena dari tadi aku tidak menyimak obrolan mereka. Aku terlalu fokus pada pikiranku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Say Love you
قصص عامةAndra : Cerdas, pintar, selalu menjadi juara kelas dari kelas satu sampai sekarang, selalu menjadi mahluk transpan dimanapun dia berada, anti sosial, selalu kena bulli disekolah. Tapi semua berubah ketika dia berguru pada sahabatnya Nathan untuk men...