Part 16

2.5K 212 12
                                    

Halooo, sorry baru bisa update lagi, maafkan author yang sok sibuk ini hihi

Jangan lupa Votenya kalo suka ,komentarnya juga ditunggu . Dan buat yang silent reader, tunjukan jika kalian hadir dengan meninggalkan jejak :D

Moga kalian suka part ini ,enjoy It

***Can I Say I Love You***

Echa POV

 Setelah aku berhasil membujuk bang Dudung dengan rayuan mautku yang aku pelajari dari beberapa drama korea yang aku tonton, akhirnya kami memutuskan untuk pulang.

Aku mengerjap tidak percaya ketika tangan besar Bang Dudung tidak berhenti melambaikan tangannya padaku.

 Sebenarnya aku tidak ingin melambaikan tanganku. Tapi, kalian tahu apa kesalahan  yang telah aku perbuat hingga matanya terlihat seperti panda. Jadi aku melambaikan tanganku dengan dibuat seantusias mungkin dan senyum yang aku paksakan.

 Aku bisa melihat deretan gigi putih bang Dudung terpacar dari wajahnya yang hitam. Membuat Andra yang berada disampingku mengulas senyum miringnya.

"Berhentilah mengulas senyum miring seperti itu!"protesku pada Andra yang kini menatapku dengan satu alisnya yang dibuat naik. Kemudian dia berjalan mendahuluiku.

Kalian tahu apa yang aku ingin lakukan sekarang? Menjitak kepala Andra.

 Aku berjalan mengekori Andra yang berada didepanku sementara mataku tidak pernah lepas dari punggungnya yang membuat darahku berdesir, lagi.

Aku merasakan jantungku berdegup kencang ketika tiba - tiba wajah Andra muncul dikepalaku.

Tidak baik. Ini tidak baik. Aku tidak boleh memikirkannya terus.

Aku geleng - geleng kepala, mengusir Andra dari kepalaku. Sampai akhirnya aku berteriak memanggil namanya. "Andra!"

Aku menahan nafasku, ketika Andra membalikan badannya. Dia memasukan kedua tangannya pada saku trainingnya, membuatku terpesona, lagi.

Damn. He looks Cool.

"Apa?" Andra mengerutkan dahinya. Dia bingung.

Rasanya aku ingin...

Kata - kataku terhenti ditenggorokan ketika tiba - tiba saja pandanganku menjadi miring, dan sepersekian detik kemudian aku nyaris jatuh jika saja Andra tidak cepat  menahan tubuhku.

"Apa kau baik - baik saja?" Kedua tangan Andra berada dibahuku. Menahanku untuk tidak jatuh.

"Y-ya." kataku tergagap.

Andra melepaskan tubuhku. Mendudukanku ditanah. Mengamatiku, dan tersenyum.

Aku diam ditempat. Memandangi Andra dan senyum miringnya -yang mempesona.

Andra mulai bangkit, menatapiku dengan manik mata hitamnya. Kemudian dia berjongkok dengan memunggungiku.

"Ayo naiklah."

"A-apa?" Aku tersentak. Bingung.

"Ayo naiklah!" Andra mengulang. Mashe membungkuk didepan.

"T-tapi... A-ku..."

"Jika kau tidak naik aku akan berdiri!"Potongnya yang kemudian aku menyambar punggung Andra.

Ini kesempatan besar. Aku tidak boleh menyia - nyiakan kesempatan emas ini!

***Can I Say I Love You***

Can I Say  Love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang