Hai, akhirnya aku bisa update lagi, setelah wattpadnya error selama beberapa hari Kan bangke
Buat yang baca ceritaku jangan lupa vote ya ceritaku yang pertama ini.
Ga usah banyak bacot deh, enjoy it aja ceritaku ini.
Kalo ada yang typo tolong kasih tau, thanks
Andra POV
Aku meraih jam weker yang berada diatas nakas samping tempat tidur . Mataku membulat sempurna ketika aku menemukan jam sialan itu menunjukan waktu hampir subuh.
Shit! ini sudah pukul tiga malam dan aku sama sekali belum tidur. Aku menghela napas, ini tidak pernah terjadi sebelumnya.
Aku melempar weker itu ketempatnya semula. Kemudian aku menyenderkan punggungku pada kepala ranjang sementara tanganku meraih ipod yang sengaja aku simpan diatas nakas yang sama. Mengenakan dan mencari playlist pengantar tidur .
Aku kembali pada posisi tidur dengan mata yang menatap lurus keatap ruang kamarku. Kemudian menutup mata. Sebelum akhirnya wajah Nathan muncul setelahnya. Dia mengenakan baju pollo berwarna biru terang dipadukan dengan jeans hitam. Rambutnya tidak disisir seperti biasa, membuatnya terlihat Sexy.
Shit!. Aku membuka mata. Menggelengkan kepalaku agar pikiranku kembali waras. Tapi itu tidak berhasil. Beberapa detik setelahnya, pikiranku malah kembali pada Nathan dan ciuman sekilasnya digedung olahraga. Membuat wajahku memanas.
"Aku butuh air," aku keluar kamar menuju dapur. Aku tidak repot – repot menyalakan lampu, karena posisi kulkas berada disamping pintu. Dengan cepat aku membuka kulkas dan mengambil sebotol penuh air. Aku meneguknya tanpa susah payah menuangkannya digelas. Itu telalu memakan waktu yang lama.
Setelah hausku hilang, sekarang giliran cacing diperutku yang protes. Oke, lengkaplah sudah penderitaanku.
Aku memasukan kepalaku pada kulkas, mencari makanan yang setidaknya bisa aku makan. Dan aku menemukan kue pie yang terlihat enak.
Aku menyambarnya dan memasukan pie ini dalam mulutku sebelum akhirnya aku merasakan sensasi yang luar biasa buruk saat makanan sialan ini menyentuh lidahku.
Aku bisa menebak siapa yang telah membuat makanan dari neraka ini.
"Maling!!!" Suara Sandra menggema.
Maling? Dimana?
" Aw, Aw.... Hentikan, sakit.. Aw..." Jangan bilang aku malingnya. " Aw, hentikan Sandra ini aku. Ini aku... Aw, aku Andra."
Bersamaan itu lampu dapur menyala. Dan wajah Mom dan Dad muncul dari arah pintu. Keduanya sibuk dengan kuda – kuda aneh. Dad dengan stick golfnya diudara sementara Mom, astaga dia membawa lampu tidur .
" DIMANA MALINGNYA?" Mata Dad berkilat berbahaya, kemudian melembut pada saat dia melihatku dan Sandra.
Mom mengacung – acungkan lampu tidurnya. "Apa – apaan kalian ini?" Mom melirik jam dinding kemudian memutar matanya malas,"Jam 3 subuh?".
" Dad kira ada maling sungguhan dirumah ini."
Sandra menunjukku dengan gagang sapu," Memang ada, lihat! Andra sedang maling sarapanku untuk pagi ini." Apa? Sandra bilang aku maling makanan nerakanya. Yang benar saja.
" Tidak, aku tidak mencuri sarapanmu." Protesku.
" Lalu itu?" Sandra menunjuk piring yang aku genggam. Shit! Sekarang aku benar – benar terlihat seperti maling makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Say Love you
Ficção GeralAndra : Cerdas, pintar, selalu menjadi juara kelas dari kelas satu sampai sekarang, selalu menjadi mahluk transpan dimanapun dia berada, anti sosial, selalu kena bulli disekolah. Tapi semua berubah ketika dia berguru pada sahabatnya Nathan untuk men...