Part 5

4.5K 330 20
                                    

Gambar diatas gambar Francisco as Nathan

Jangan lupa Votenya hhe

Aku nyaris saja berteriak karena pantulan cermin yang memperlihatkan perutku yang membiru. Tapi aku masih sadar. Jika aku berteriak mungkin Mom, Dad dan Sandra akan berlari menuju tangga dan memergoki perutku yang tidak baik - baik saja.

Aku menekan bagian biru dan terasa nyeri. Mungkin akibat obat Diaz yang pengaruhnya sudah habis.

Sial.

Ini semua gara gara Randy.

Aku sibuk mengutuki kelakuan Randy dan kedua cecenguknya  sampai aku tidak menyadari ada mahluk luar biasa menyebalkan sudah bertengger didepan pintu kamarku dengan melipat tangannya.

"Apa yang kau lakukan disini?"tanyaku datar dan berjalan menuju meja belajarku.

"Aku hanya berkunjung."

Dan demi apapun itu. Aku tidak percaya jika Nathan hanya berkunjung. Yang aku tahu, dia punya motif lain.

"Aku tidak percaya kau hanya berkunjung kesini?" kataku membuatnya tersedak.

Dia hanya terkekeh yang membuatnya semakin menyebalkan. "Aku datang kesini untuk menagih janjimu."Ucapnya.

Dahiku mengerut. Kemudian aku memutar kursi sampai aku bisa melihat Nathan -yang mengulas senyum menyebalkan."Janji apa?"

Nathan memutar matanya."Tentu saja tugas makalah. Memangnya apa lagi?" Nathan menjentikan jarinya padaku.

Seperti berada dirumahnya sendiri. Nathan melemparka tubuhnya dikasurku.

 "Astaga!!!" Nathan berteriak membuatku terlonjak. Aku memutar kursiku lagi menghadap dirinya yang kini menatap replika pesawat terbang.

"Jangan sentuh itu.."dia sudah meraihnya ketika kata - kataku belum selesai. Replika kesayangaku yang berharga sudah ada digenggamannya Aku melihat matanya berbinar seakan cahaya akan keluar dari manik matanya.

"Letakan itu atau kau..."

"Apa ?"Tanyanya.

"Kau akan menyesal"Teriakku yang dengan cepat merebut pesawat replika baruku.

"Hey, tidak adil. Aku baru saja menyentuhnya beberapa detik."protesnya.

"Replika atau makalahmu!" Ancamku.

Nathan menghela nafas. "Keduanya".

Aku tidak percaya dengan apa yang baru saja aku dengar.

Dia ingin keduanya. Lihatlah bagaimana sahabatmu begitu serakah.

"Oke, aku akan memberikan replika itu, tapi..."Aku mengangkat satu alisku dengan penuh ancaman yang akhirnya membuat dia berkata"Oke, aku menyerah. Aku memlilih tugas saja." Akhirnya sibodoh Nathan menyerah.

Sekilas aku bisa melihat wajahnya yang kesal. Membuatku mengulas senyum kemenangan. Cara ini benar - benar efektif untuk membungkam Nathan.

"Dan satu hal lagi,"kata Nathan yang kini gantian mengangkat satu alisnya. Membuat dahiku berkerut.

Ada yang tidak beres.

"Ini soal makan bersama Bella dan Echa, sebagai gantinya aku ingin..."

Aku tahu kemana jalan pikiran Nathan."Oke, aku akan mengerjakan tugas kimiamu juga. Apa kau puas sekarang?" Nathan mengangguk mantap dengan wajah bahagianya seperti orang gila, sampai akhirnya dia meninju pelan perutku yang membuatku meringis.

Can I Say  Love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang