Moga kalian suka part ini, jangan lupa votenya... hhe
Andra POV
Ternyata aku baru sadar, diam dirumah tanpa melakukan apapun itu rasanya benar - benar menyiksa. Kenapa tadi pagi aku tidak berkata "Aku baik - baik saja mom," atau "Aku ingin sekolah, karena hari ini ada ujian!" Dan aku tidak melakukan hal itu. Aku seperti orang bodoh hanya diam tak bersuara. Mengiyakan apa yang dikatakan Mom.
Jadi beginilah aku sekarang, menonton drama tak jelas didalam layar kaca sementara mulutku mencicipi bubur buatan Sandra yang mengerikan.
Ini bukan bubur! Ini lebih layak disebut dengan muntah bayi. Aku bisa bertaruh bubur ini akan menjadi rekor bubur yang tidak enak jika diikutsertakan dalam perlombaan.
Aku tidak merasakan rasa garam sama sekali. Bubur Sandra benar - benar hambar.
Bubur buatan Sandra kali ini setidaknya masih lebih manusiawi dibandingkan dengan masakan Sandra yang lainnya. Ya, walaupun tidak ada rasanya. Tapi ini jauh lebih baik.
Jika tidak salah ingat, waktu itu aku masih berumur sepuluh tahun sedangkan Sandra tiga tahun diatasku. Dad sibuk kerja sementara Mom pergi kerumah nenek untuk mengurus kakek yang sedang sakit.
Jadi ibu memberikan wewenang penuh pada Sandra untuk menyediakan makan. Inilah permulaan yang mengerikan.
Sandra masuk kekamarku dengan seulas senyum yang membuatku ngeri, dia membawa nampan dengan mangkok yang berisi penuh.
"Tadaaa." Sandra memamerkan hasil masakannya.
"Ini apa?" Dahiku berkerut.
Sandra mengulas senyum,"Ini Sup abalone buatanku, ini bagus untuk penyakit kuning." Aku bisa melihat mata Sandra berbinar.
Karena pada waktu itu aku masih polos atau mungkin -bodoh. Jadi aku menyendok dan memasukan sup tanpa bertanya bahan apa saja yang Sandra masukan pada masakannya.
Lidahku menyentuh kuah sup, dan rasanya luar biasa.
Rasa pahit, manis, asin dan pedas bercampur menjadi satu. Membuatku ingin muntah.
Sandra menatapku dan bertanya apakah masakannya enak? Dan aku memilih untuk diam.
Aku tidak tahu harus berkata jujur atau berbohong untuk menyenangkan Sandra. Sampai akhirnya Sandra jengah karena aku tak kunjung berkomentar, Dia menyambar sendok yang masih aku genggam. Kemudian mencicipinya.
Reaksi Sandra sangat luar biasa. Dia mengumpat dan mengkritik hasil makanannya sendiri.
"Aku tidak akan memasukan coklat, madu dan cabai lagi pada sup abaloneku."
Yeah, kalian tidak percaya kan, jika kakakku yang baik itu memasukan bahan yang tidak seharusnya ada didalam sup.
"Ting Tong"
Suara bunyi Bel membuat lamunanku buyar. Dan itu menyebalkan, karena aku harus bergerak untuk membukakan pintu.
"Ting Tong."
Aku mengumpat dan bangkit dari posisi nyamanku.
Bel ketiga berbunyi. "Iya tunggu sebentar!"Teriakku. Aku bergerak dengan cepat karena suara bel sialan itu membuat kepalaku pusing.
Aku merapikan rambutku yang acak acakan dengan jari, kemudian membuka pintu.
Nathan muncul dibalik pintu dengan senyumnya yang menggelikan. Dia masih menggunakan seragam lengkap dan tas yang menggantung dipunggungnya.
Alisku naik sebelah. Masih melihati Nathan dan senyumnya yang menggelikan. "Jam 10 dan kau bertamu kerumahku?" Kataku datar.
Nathan hanya terkekeh kemudian menerobos masuk tanpa repot - repot menungguku untuk masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Say Love you
Genel KurguAndra : Cerdas, pintar, selalu menjadi juara kelas dari kelas satu sampai sekarang, selalu menjadi mahluk transpan dimanapun dia berada, anti sosial, selalu kena bulli disekolah. Tapi semua berubah ketika dia berguru pada sahabatnya Nathan untuk men...