Part 19

2.8K 204 18
                                    

Sebelumnya saya minta maaf karena baru ngepost, terima kasih buat yang masih mau baca ceritaku, rencana saya bakalan rampungin dalam beberapa part lagi :(

Thanks

Sebelum baca dimohon untuk membiasakan diri untuk Vote :D

Ditunggu Responnya juga :D

***Can I Say I Love You***

Nathan POV

Cindy berjalan berlenggak - lenggok dengan senyum centil khasnya membuat para lelaki berteriak histeris. Cindy menggunakan gaun berwarna merah muda yang mempertontonkan kulit putihnya yang mulus. Dipadukan dengan rambut pirangnya yang tampak berkilat disoroti lampu panggung.

Tangan Cindy ia lambai - lambaikan seperti para perempuan diajang kecantikan pada saat dirinya berhenti sejenak diujung panggung. Membuat para laki-laki yang berdiri dibawahnya berteriak histeris mengelu - elukan namanya.

"Cindy! Cindy!" Teriak seseorang.

"I Love You!!!" Seseorang berteriak dari arah penonton yang memadati depan panggung.

Aku bisa melihat senyum Cindy yang semakin merekah, kurasa Cindy menikmati malam ini.

Mataku terbelalak ketika Cindy menyentuhkan tangannya kemudian melemparkan ciuman jarak jauhnya padaku. Benar, padaku!

Jika dalam serial cartoon mungkin dia melemparkan balon berbentuk hati yang berwarna merah.

Aku berjengit ngeri melihat mata Cindy yang menerawang padaku. Tajam dan berbinar.

Sekilas aku melihat kearah para penggemar Cindy yang -entah sejak kapan manatapku sinis. Mereka seakan ingin mengulitiku hidup-hidup. Beberapa dari mereka bahkan ada yang mengacungkan jari tengahnya padaku.

Diluar dugaan, Cindy mempunyai fans yang fanatik.

Aku tidak berani menatap mereka -fans Cindy yang mengeluarkan aura menakutkan. Jadi aku lebih memilih melihat Cindy yang kini berjalan berbalik menuju belakang panggung, kemudian berdiri dengan kaki yang menyilang sementara salah satu tangannya berada dipinggangnya.

"Dia terlihat seperti patung peraga disalon Lory." gumamku.

"Dan inilah pangeran sekolah kita!" Mc lelaki keriting yang entah siapa namanya, aku tidak kenal, berteriak. Menghentikan tepuk tangan meriah fans fanatik Cindy.

Hey, tunggu pangeran sekolah, apakah aku tidak salah dengar? siapa dia? Bukannya aku pangeran sekolah?

Seketika itu lampu sengaja diarahkan kebelakang membuat lingkaran putih yang kini menyoroti tirai hitam. Sesosok laki - laki dengan pakaian tuxedo hitam, muncul dibalik tirai.

Aku berusaha memincingkan mataku untuk melihat siapakah laki-laki yang berani-beraninya merebut gelarku malam ini.

Mataku tidak bisa berkedip ketika Andra muncul dengan baju tuxedonya yang pas dengan tubuhnya yang tidak terlalu berotot. Kemudian pandanganku beralih pada bros berwarna merah yang tertempel dibagian dadanya sementara rambutnya ditata British style. Membuat dia terlihat seperti pangeran tampan.

Aku menggelengkan kepalaku, berusaha mengusir kembali pikiran yang seharusnya tidak aku pikirkan.

Jadi aku memilih untuk mengalihkan pandanganku kemanapun selain Andra.

Tapi sialnya, aku tidak bisa. Mataku sudah terhipnotis Andra.

"Aku bisa melihat kakinya bergetar," terdengar suara familiar dari sampingku berdiri.

Can I Say  Love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang