Part 12

2.7K 274 13
                                    

Sebenarnya aku mau post ini pas part sebelumnya udah dpet 20 vote

Karena lama, akhirnya saya menyerah

Please bagi votenya biar semangat lanjutinnya :(

Nathan POV

Sebenarnya aku benar- benar merasa bersalah karena mengacuhkan Andra. Dia terus meminta maaf soal dia yang meninggalkanku begitu saja.

Sebenarnya itu tidak menjadi masalah. Aku berusaha meyakinkannya berulang kali, tapi dia selalu berulang kali pula meminta maaf padaku, membuatku kesal dengan kekeras kepala-annya

Dia bilang padaku kemarin dia bertemu dengan Bella, Cindy dan Darren yang lebih aku kenal dengan Cody.

Singkat cerita Cody ternyata selingkuh dibelakang Bella dengan Cindy.

Sebenarnya aku terkejut dengan fakta yang aku dengar dari Andra. Jadi, selama ini Bella punya pacar dan betapa luar biasanya takdir, pacarnya adalah lawan terberatku dalam basket dan pihak ketiga penghancur hubungan mereka adalah Cindy sinenek lampir yang notabenenya selama ini selalu mengekoriku kemanapun aku pergi.

Takdir selalu luar biasa.

Seharusnya aku bahagia mendengar Andra muncul pada saat perdebatan cinta segitiga mereka. Dengan Ending cerita, Andra menghibur Bella.

Ini adalah kemajuan pesat perubahan Andra.

Seharusnya aku senang atau menyemangatinya. Tapi entah mengapa rasanya hatiku sakit ketika Andra menceritakanku semuanya. Aku tidak tahu kenapa, aku tidak tahu alasan dari semuanya.  Apa karena kejadian tempo hari -yang membuatku tidak dapat tidur sampai ada warna hitam melingkari mataku seperti panda.

Entahlah, yang aku tahu, aku tidak menyukainya.

"Astaga, kenapa kau mengacuhkanku hari ini? Aku sudah minta maaf padamu lebih dari 20 kali." Andra muncul. Duduk didesebrang. Mata hitamnya menatapku tajam. " Satu hal lagi yang membuatku bingung," Andra memicingkan matanya, mencondongkan badannya. " Kenapa kau tidak berani melihat kearah mataku." bisiknya yang terdengar seperti suara petir.

Seperti orang bodoh, aku hanya diam melihati Andra -yang kini menyambar kerupuk nasi gorengku dan mengunyahnya."Lihat! Bahkan kau tidak protes ketika aku memakan kerupukmu." Kata Andra dengan mulut penuh.

Aku masih mematung. Melihati Andra sifat Andra -yang lebih aktif dibandingkanku. "C'mon Nat, aku sudah meminta maaf padamu. Apa yang harus aku lakukan untuk mendapatkan maaf darimu? Apakah aku harus berlutut dengan sebuket bunga?"


A-apa? Jangan gila, dia mau apa?

"Tenang saja, aku hanya bercanda, aku tidak mau melakukan hal itu." Andra tertawa, kembali menyambar kerupukku.

"Hey!" Akhirnya aku bersuara ketika Andra menyambar jus jerukku. "I-itu punyaku." Aku berusaha merebut jusku, sebelum Andra menghabiskan semuanya. Tapi terlambat. Juskku tinggal seperempat.

Bukannya meminta maaf, Andra malah melihatiku. Senyum miring terukir diwajahnya.


Buruk. Ini buruk.

Aku mengalihkan perhatianku padanya dengan meneguk jus jerukku. Dan betapa sialnya ketika mataku malah terpaku pada bekas bibir Andra yang menempel digelas.

Andra meninggalkan-nya. Basah.

Aku hanya bisa meneguk ludahku susah payah. Sementara aku merasakan panas diwajahku yang mulai menjalar ketelinga.

Can I Say  Love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang