Part 30

9.5K 303 134
                                    


Chapter terpanjang yang pernah saya buat selama ini. Semoga kalian tidak bosan. Aku harap kaliann suka dan menikmati Ending cerita ini. Jangan lupa vote kalo kalian suka cerita ini. Jangan lupa komentar kalo saya typo atau kalian mau kasih masukan buat saya.

Thanks

Enjoy It.

Nathan POV

Aku sama sekali tidak menyesal membawa Andra ketaman hiburan. Karena sedari tadi senyuman dia tidak pernah luntur dari wajahnya. Yang menandakan betapa bahagianya dia hari ini.

Hanya melihat Andra bahagia. Entah mengapa membuatku ikut berbahagia. Kurasa setiap orang yang melihat pasanganya bahagia, pasti akan merasakan bahagia juga. Bukankah begitu?

"Aku ingin naik roller coster itu!" Andra berteriak disamping telingaku.

Aku mengikuti kearah mana telunjuk Andra bergerak," Roller coster?" kataku tak percaya. Andra ingin naik wahana yang bisa saja membunuhnya.

"Apa kau tidak takut perutmu penuh dan-"

"Apa kau takut?" Mata Andra memincing. Dia melihatiku dengan tatapan melecehkannya –yang entah mengapa, aku tidak merasa dilecehkan olehnya. Malahan aku senang melihat dia melakukan itu. Karena entah mengapa dia tampak cute jika sedang berekspresi nakal seperti itu.

Aku menggeleng cepat. "Tentu saja aku tidak takut. Aku tidak pernah takut dengan apapun itu."

"Oke kalau begitu." Andra menyambar tanganku dan menggiringku ketempat antrian.

Kami berdua menjadi pusat perhatian ketika sedang mengantri. Sekumpulan perempuan yang aku tebak seumuran dengan kami tampak berbisik – bisik kemudian terkikik pada saat aku mengedipkan satu mataku pada mereka.

Pasangan muda - mudi yang ada dibelakang kami justru sebaliknya. Mereka melihat kearah kami dengan pandangan tidak suka pada saat mata mereka terpaku pada tangan kami yang saling bertautan.

Andra berusaha melepaskan genggaman kami pada saat dia sadar mata muda – mudi sialan itu terpaku pada tangan kami. Aku tidak rela jika Andra melepaskan genggaman kami. Jadi, aku mengeratkan genggaman kami semakin erat kemudian mengangkatnya keudara.

Aku sengaja melakukannya. Aku ingin memperlihatkan pada kedua muda – mudi sialan itu, bahwa kami adalah pasangan.

Siperempuan melihatiku tanpa berkedip. Biar aku tebak, jika perempuan ini menyukaiku. Aku bisa melihat tatapan memuja dari sorot matanya.

"Maafkan aku nona, aku tidak menyukai perempuan." Kataku membuat dia salah tingkah sementara pacarnya memiringkan kepalanya pada siperempuan.

"Aku akan senang jika kau bisa membuat pasanganmu diam dan tidak melihati kami dengan matanya yang mungkin saja akan mengeluarkan sinar laser yang akan membuat kami menjadi debu." Kataku membuat rahang siperempuan jatuh dan silaki – laki menggeram.

"Aku berkata jujur." Lengan silaki – laki mengepal. Aku bisa melihat buku – buku jarinya memutih.

Oke kurasa aku berhasil membuat dia kesal, dan tanpa sadar aku mengulas senyum miring.

"Aku akan merontokan gigimu." Ancamnya yang membuatku tertawa.

Aku berhenti tertawa kemudian melihati silaki – laki yang masih menggeram."Aku akan membuat bola matamu keluar dari tempatnya." Kataku datar yang membuatnya terdiam seperti patung. "Dan nona, bisakah kau-"

"Sudah. Hentikan." Andra angkat bicara. Ketika aku akan membalas Andra. Dia menggenggam tanganku lebih erat dan menarikku.

"Kenapa kau-"

Can I Say  Love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang