[1] Decision

14.9K 1.1K 165
                                    

1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1. Decision

Sore itu suasana sedikit gaduh, disebuah lorong rumah sakit, Hinata berdiri didepan pintu ruang operasi dengan air mata yang mengalir. Kedua tangannya saling bertaut dan sedari tadi tak henti-hentinya merapalkan doa untuk keselamatan sang lelaki yang ia cintai. Detik terasa begitu lambat bagi Hinata yang sudah menahan kecambah ketakutan.

Tadi siang, tepatnya satu jam yang lalu--Hinata mendapat kabar bahwa Gaara--tunangannya mengalami kecelakaan yang cukup parah saat dalam perjalanan untuk menemui Hinata dirumahnya.

Tak ada yang lebih menakutkan dari kondisi tubuh Gaara yang berdarah dan nampak mengenaskan. Itu menakutkan, Hinata nyaris kehilangan kesadarannya andai dia tidak berusaha menguatkan diri demi Gaara.

Kini lelaki itu masih diperiksa di dalam, tiada hentinya Hinata berdoa pada tuhan. Apapun, apapun akan Hinata lakukan demi keselamatan Gaara. Hanya Gaara satu-satunya yang hinata punya di dunia ini. Hinata tidak ingin kehilangan untuk yang kesekian kalinya.

Cklek

Pintu yang terbuka diiringi dokter yang keluar membuat Hinata dengan cepat-cepat mengalihkan atensinya dan menghampiri sosok dokter perempuan yang Hinata kenali itu.

"Ka Aria, bagaimana kondisi Gaara?"

Bahkan suaranya gemetar, jelas bahwa gadis itu tengah ketakutan. Terutama saat melihat raut sendu dari dokter yang merupakan kenalan Hinata itu.

"Hinata, ikut ke ruanganku. Aku akan menjelaskan sesuatu."

Hinata menurut, mengikuti Aria menuju ruangan wanita itu. Sebuah ruangan pribadi bernuansa putih yang nampak sunyi. Sesampainya di sana, Aria meminta Hinata duduk di seberang meja kerja Aria.

"Bagaimana kondisi Gaara, kak?"

Aria menghela nafas, menatap Hinata dengan pandangan yang menyesal. Aria adalah salah satu kenalan Hinata, wanita berparas cantik itu adalah salah satu teman Neji―Kakak Hinata yang sudah meninggal karena kecelakaan.

"Hinata, aku sangat meminta maaf karena harus mengatakan hal ini."

Jantung Hinata berdegup kencang, tahu bahwa perkataan Aria bukanlah pertanda yang baik.

"Kondisi Gaara sedang kritis, tulang sumsum belakang Gaara mengalami kerusakaan yang cukup parah, di duga terjadi benturan keras saat kecelakaan terjadi. Sumsum tulang yang rusak tidak lagi mampu menghasilkan sel darah sehat.."

Hinata menatap Aria dengan cemas kala mendengar seluruh perkataan wanita itu. Tak terasa air mata mengalir untuk yang kesekian kalinya.

"Itulah mengapa pihak rumah sakit harus melakukan operasi Transplantasi tulang belakang pada Gaara"

Aria mendesah pelan setelah mengucapkan hal itu. Seolah begitu berat baginya hanya untuk menjelaskan hal itu.

"Kalau begitu lakukan operasi itu kak."

Silence ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang