[4] Night

8.4K 1K 78
                                    

4

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

4. Night

Saat itu Hinata langsung merapikan pakaian-pakaian miliknya di dalam lemari. Bukan hanya pakaian Hinata, ada pakaian baru lainnya yang tersedia di dalam lemari kemarnya. Pakaian yang mungkin memang sudah disediakan untuk Hinata.

Dia benar-benar tidak tahu kapan Sasuke melakukan hal ini dan bagaimana bisa dia tahu mengenai ukuran baju Hinata. Semua pakaian yang tergantung di dalam lemari itu jelas sangat pas pada tubuh Hinata.

Jam menunjukkan pukul empat sore kala Hinata baru saja menyelesaikan acara mandi nya. Tadi dia baru saja mengelilingi isi rumah ini juga merapikan beberapa yang nampak err sedikit berantakan.

Hinata lapar, dia ingin memasak sesuatu untuk mengisi perutnya. Jadi dia melangkah menuruni tangga dan langsung menuju dapur.

Hinata membuka lemari pendingin dan terdiam kala melihat betapa lengkapnya bahan-bahan masakan di dalam lemari pendingin itu.

Dia lapar, jadi Hinata memutuskan membuat sesuatu yang cepat dan mudah saja. Nasi goreng kimchi. Salah satu menu kesukaan Hinata.

Dapur disini tak terlalu besar namun juga tak terlalu kecil. Begitu bersih dan rapi, membuat siapapun yang memang suka memasak akan betah berada di dapur ini.

Hinata memotong sayur dan sosis sembari bersenandung. Hinata pintar memasak, selama ini dia hanya tinggal sendiri. Jadi mau tidak mau Hinata memang harus bisa mandiri.

Lagipula kemampuan memasak dalam keluarganya memang selalu turun menurun. Haha, entah itu sang ibu, sang kakak dan juga Hinata. Mereka semua pandai memasak.

Butuh waktu lima belas menit untuk Hinata menyelesaikan semuanya. Setelah nasi goreng kimchi buatannya sudah jadi, Hinata membawa piring itu menuju ruang tamu. Duduk di atas sofa dan menyalakan tv sembari mulai melahap makanannya.

Hanya tayangan ulang sebuah film lama yang cukup Hinata sukai. Jadi dia menonton siaran itu sembari melahap habis makanan buatannya sendiri. Setelah selesai barulah Hinata membawa kembali piring itu ke dapur dan mencucinya. Tak lupa Hinata meminum segelas air dingin yang membuatnya merasa cukup lega.

Hinata kembali ke ruang tamu dan duduk di sofa, matanya mengamati layar persegi itu tetapi tidak dengan benaknya. Pikiran Hinata kini tengah tertuju pada Gaara. Oh, Gaara. Sontak Hinata langsung mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Aria, dokter yang Hinata percayai untuk merawat Gaara. 

"Ya, Hinata ?"

"Kak." Hinata berhenti sejenak. "Aku sudah mendapat uang delapan ratus juta itu."

Tak ada suara dari seberang, nampaknya Aria tengah terkejut.

"Hinata, ka-kau serius ? tapi bagaimana bisa."

Hinata tersenyum kecut.

"Hm, aku akan menceritakannya saat kita bertemu. Saat ini aku tidak bisa pergi ke rumah sakit, aku akan mentransfer uang itu ke rekening kakak. Hinata mohon untuk lakukan operasi Gaara setelah itu."

Silence ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang