23. Nightmare
Usia kandungan Hinata sudah memasuki bulan ketujuh, perut perempuan itu sudah benar-benar membuncit. Semakin hari Hinata mulai merasa mual dan kram di perut. Itu sedikit menyiksa Hinata, apalagi terkadang Hinata merasa sesak.
"Hinata."
Suara berat itu terdengar, memecah lamunan Hinata, membuat perempuan yang tengah terduduk di dekat jendela ditemani sebuah buku itu menoleh, menatap ke arah Sasuke yang berdiri diambang pintu.
"Kau sudah makan siang?" tanya lelaki itu yang kemudian dibalas gelengan oleh Hinata. Sasuke menghela nafas, melangkah menghampiri Hinata.
"Ayo makan siang, kau harus mengisi perutmu."
Hinata mengangguk, menutup buku yang ia baca lalu berdiri untuk melangkah menghampiri Sasuke, namun di tengah ruangan tiba-tiba perutnya terasa begitu nyeri membuat Hinata meringis dan sontak membungkuk sembari menyentuh perutnya.
"Hinata! Hei, ada apa?"
Sasuke menghampiri Hinata dan bertanya dengan cemas. Hinata terlihat kesakitan memegangi perutnya.
"Perutku kram."
Sasuke menuntun Hinata untuk duduk di atas ranjang, dia ikut memberi elusan di perut perempuan itu dengan lembut. Perlahan raut kesakitan di wajah Hinata berangsur-angsur mereda.
"Merasa lebih baik?" tanya Sasuke yang dibalas anggukan oleh Hinata.
"Heum, terus elus."
Sasuke menahan senyum, menyadari perempuan itu menyukai elusan Sasuke di atas perutnya. Sasuke memang pernah mendengar bahwa perempuan hamil biasanya sering mengalami kram di perut apalagi saat usia mulai memasuki bulan ketujuh.
"Apa kau sering merasakannya?"
Hinata mengangguk pelan, dia memang akhir-akhir ini sering merasa kram di perutnya.
"Terkadang aku merasa mual dan rasa pegal juga."
Sasuke hanya diam dan terus mendengarkannya.
"Aku pernah baca di buku kehamilan itu, jeruk, kiwi dan melon baik untuk ibu hamil yang memasuki bulan ketujuh," jelas Hinata menatap Sasuke.
"Aku akan membelikannya untukmu nanti."
Hinata tersenyum, senang oleh perhatian yang Sasuke berikan. Sedikitpun lelaki itu tidak absen memberi perhatian kepada Hinata. Membuat Hinata merasa begitu beruntung.
"Sudah baikan?" tanya Sasuke yang kemudian dibalas anggukan oleh Hinata.
"Ayo turun, kau harus makan siang."
Hinata menurut, membiarkan Sasuke membantunya untuk berdiri dan melangkah keluar kamar untuk pergi ke meja makan.
"Aku memasaknya khusus untukmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Silence ✔
Romance[M] Hinata membutuhkan uang, dan Sasuke membutuhkan anak. Perekonomian yang tidak memungkinkan dan kondisi sang tunangan yang harus di operasi secepat mungkin membuat Hinata mau tidak mau memilih cara nekat yang sudah pasti dapat menjerat dirinya s...