[7] Hospital

6.6K 992 71
                                    

7

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

7. Hospital

Saat pagi tiba, Sasuke pergi keluar saat jam menunjukkan pukul delapan pagi―meninggalkan Hinata kembali sendiri di rumah itu. Dia terdiam di atas sofa sembari menonton siaran tv yang ditampilkan. Hitung-hitung untuk menghilangkan rasa bosan. 

Benak Hinata kembali berkelana mengenai kejadian semalam, setelah selesai makan malam, mereka terdiam sejenak sebelum memutuskan untuk kembali tidur―dan tebak, dimana Sasuke tidur?

Tentu saja di kamar Hinata bersamanya, sejujurnya masih ada kamar tamu yang kosong, namun entah mengapa lelaki itu lebih memilih untuk tidur satu ranjang bersama Hinata.

Drtt

Deringan ponsel mengalihkan perhatian Hinata, membuat perempuan itu langsung memungut ponselnya dan menerima panggilan dari Aria.

"Hallo?"

"Hinata, bisakah kau datang ke rumah sakit saat ini juga?"

Mendengar suara Aria yang terengah dan juga tergesa-gesa membuat tubuh Hinata menegang. Pikirannya saat ini langsung tertuju pada satu nama―Gaara.

"Apa yang terjadi kak ? Apa Gaara baik-baik saja ?"

"Kondisi Gaara sedang kritis, kami akan melakukan operasi saat ini. Datanglah Hinata."

Tanpa kata Hinata langsung mematikan tv dan berdiri tergesa-gesa melangkah menaiki tangga dan memasuki kamarnya.

"Aku akan datang sekarang."

Hinata mematikan sambungannya, dia berganti baju lalu mengambil tas miliknya dan langsung melangkah keluar rumah. Hinata mencari taxi atau angkutan umum apapun yang bisa mengantarnya saat itu juga ke rumah sakit.

Berhubung yang Hinata dapat adalah taxi, jadi Hinata pergi ke rumah sakit menaiki taxi. Butuh waktu sekitar sepuluh menit untuk Hinata sampai disana, dia langsung melangkah masuk ke dalam rumah sakit dan tergesa-gesa menuju ruangan Gaara. 

Baru beberapa meter mendekati ruang Gaara, Hinata sudah mendapati beberapa dokter yang tengah mendorong hospital bed―ada Gaara di atasnya―dengan tergesa-gesa. Aria ikut mendorong yang membuat Hinata sontak menghampiri wanita itu.

"Kak Aria!"

Aria menoleh, kala mendapati keberadaan Hinata wanita itu tanpa kata langsung memeluk Hinata dengan erat.

"Hinata, oh tuhan. Syukurlah, kukira sesuatu terjadi padamu."

Hinata tersenyum, nafas perempuan itu masih terengah-engah, dia beralih melirik Gaara yang di bawa ke ruang operasi. 

"Gaara akan baik-baik saja kan kak?"

Suara Hinata serak, mata perempuan itu berkaca-kaca dan hal itu membuat hati Aria terasa sakit.

"Hinata dengar, kami akan melakukan operasi itu sekarang. Berdoa lah pada tuhan, semoga semuanya akan baik-baik saja."

Aria berusaha menenangkan Hinata dengan menggenggam tangan perempuan itu.

Silence ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang