[8] Missing You

7.1K 989 88
                                    

8

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

8. Missing You

Hinata tengah duduk di kamar inap Gaara, kata Aria Gaara sudah melewati masa kritisnya. Lelaki itu koma, Hinata sedih namun dia merasa sedikit lega karena setidaknya Gaara selamat. 

Angin berhembus pelan masuk melalui celah jendela yang terbuka. Hinata duduk disisi ranjang, tangannya menggenggam tangan ringkih nan dingin Gaara. Mengusapnya lembut menyalurkan kehangatan yang tak ketara.

Selang infus masih terpasang ditubuh Gaara. Nafas lelaki itu begitu teratur, wajahnya pucat terutama dibagian bibir. Matanya terpejam begitu tenang, seolah enggan untuk kembali memperlihatkan netra jadenya yang begitu memikat.

Sunyi menyapa, Hinata mengamati wajah pucat pujaan hatinya dalam diam.  Hinata tak sabar untuk menunggu hingga mata itu terbuka namun dia juga merasa takut, takut jika Gaara tidak akan mau menatapnya lagi.

Helaan nafas tercela keluar dari celah bibirnya yang ranum.  Hinata menatap genggaman tangannya pada tangan Gaara. Hinata benar-benar berharap lelaki itu membuka matanya terlepas apa yang Hinata takutkan akan terjadi. 

Benak Hinata berputar kembali mengingat pertemuan pertama mereka. Keduanya bertemu saat bangku sekolah menengah atas, Gaara adalah kakak kelas Hinata. Lelaki itu merupakan wakil ketua osis dan Hinata adalah salah satu murid yang bahkan tidak terkenal. 

Awal pertemuan mereka saat Hinata membantu Gaara yang kala itu membawa beberapa tumpuk buku ke perpustakaan. Sama-sama penyuka buku membuat keduanya semakin dekat. Mereka akan sering bertemu di perpustakaan dan akhirnya menjalin hubungan rahasia yang hanya diketahui oleh keduanya. 

Tujuh tahun menjalin hubungan membuat Gaara memilih untuk membawa Hinata ke jenjang yang lebih serius, Gaara melamar Hinata dan mereka bertunangan. Seharusnya tiga minggu ke depan adalah pernikahan mereka di adakan. Namun semua rencananya harus hancur karena kondisi Gaara saat ini.

Kata Aria, kemungkinan besar Gaara akan mengalami kelumpuhan sementara. Namun Hinata tidak peduli akan hal itu, dia akan tetap menemani Gaara tak peduli bagaimana kondisi Gaara. 

Hinata mencintai lelaki itu setulus hatinya. 











































Kira-kira sekitar jam empat sore Hinata kembali pulang ke rumah, dia melangkah masuk dan seketika terlonjak kala mendapati sosok Sasuke yang tengah berdiri di tengah ruangan sembari melipat lengannya dan menatap Hinata dengan dalam.

"Darimana?"

Hinata terdiam, dia mengalihkan pandang dan tergagap, bingung harus menjawab apa. Pasalnya tadi Hinata pergi tanpa ijin, padahal peraturan yang lelaki itu terapkan adalah setidaknya Hinata harus mengatakan sesuatu pada Sasuke jika ingin pergi keluar.

"A-Aku pergi ke rumah sakit."

Iris hitam kelamnya memandang Hinata dengan begitu tajam, sukses membuat Hinata merasa begitu merinding.

Silence ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang