[M] Hinata membutuhkan uang, dan Sasuke membutuhkan anak.
Perekonomian yang tidak memungkinkan dan kondisi sang tunangan yang harus di operasi secepat mungkin membuat Hinata mau tidak mau memilih cara nekat yang sudah pasti dapat menjerat dirinya s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
28. Hurt
Akhir-akhir ini, Hinata merasa lebih cepat lelah. Atau terkadang dia akan merasa sesak hingga membuatnya tak terlalu banyak gerak. Perutnya sudah semakin membesar.
Beberapa hari belakangan ini juga Hinata menginap di rumah sakit, dia tidur di sofa yang berada di kamar inap Gaara. Tak perlu khawatir karena sofa itu cukup nyaman untuk Hinata tempati.
Aria juga memberikan pakaian-pakaiannya untuk Hinata pakai karena semenjak Gaara membuka matanya, Hinata belum pernah sekalipun datang ke rumah yang ia tempati.
Aria melarang Hinata untuk bertemu dengan Sasuke sementara waktu. Hinata benar-benar sedang fokus kepada Gaara.
Lelaki itu sudah menerima kehamilan Hinata walau terkadang Hinata dapat melihat ada kilat kesedihan di matanya saat melirik perut Hinata.
Kini waktunya makan siang, Hinata sedang menyuapi Gaara makanan yang sudah disiapkan oleh rumah sakit. Keadaan lelaki itu perlahan mulai membaik, walau dia masih harus memakai kursi roda.
Sedaritadi, semenjak Hinata menyuapinya, Gaara selalu menatap ke arah Hinata. Entah apa yang lelaki itu pikirkan, Hinata membiarkan saja Gaara menatapnya sepuas hatinya. Dulu Gaara juga suka menatapnya, jadi Hinata sudah terbiasa.
"Kau tidak makan?" tanya Gaara pelan menatap Hinata yang dibalas senyum manis oleh perempuan itu.
"Aku tidak lapar Gaara."
Jika dulu, saat Hinata sedang menginginkan sesuatu maka dia akan mengatakannya kepada Sasuke dan Sasuke akan langsung mencarikannya untuk Hinata. Sekarang tidak ada Sasuke―Hinata menggeleng, berusaha mengusir bayangan Sasuke di kepalanya.
"Yasudah, kalau kau lapar kau harus makan. Jangan menunda-nunda waktu makanmu."
Dan Hinata hanya bisa tersenyum menanggapi ucapan Gaara. Apalagi kala lelaki itu meyingkirkan beberapa helai rambut Hinata dari wajahnya dan mengelus sisi wajah peempuan itu dengan lembut.
"Apalagi kau sedang hamil ingat. Kau harus memperhatikan kesehatanmu."
Sasuke keluar dari dalam mobilnya dan melangkah masuk ke dalam rumah yang menjadi tempat tinggalnya bersama Sakura. Kala melihat kesekeliling, Sasuke tidak mendapati Sakura dimanapun, dia memutuskan pergi ke lantai dua dan menemukan wanita itu dikamarnya.
Pergerakannya terhenti kala dia mendapati Sakura tengah menelpon bersama seseorang. Wanita itu duduk di meja riasnya dan membelakangi Sasuke, sepertinya belum menyadari keberadaan Sasuke.
"Ya, aku sedang sedikit sibuk."
"..."
"Tentu, aku akan datang ke appartementmu nanti sore."