[17] Fever

5.7K 854 81
                                    

17

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

17. Fever

"Kau demam."

Sasuke bersuara setelah memeriksa suhu tubuh Hinata. Sedari pagi perempuan itu tidak kunjung keluar dari kamarnya membuat Sasuke merasa curiga, tak biasanya Hinata terlambat bangun. Perempuan itu selalu bangun pagi setidaknya selalu bangun terlebih dahulu daripada Sasuke.  

Saat Sasuke memutuskan untuk memeriksa ke kamar perempuan itu, betapa terkejutnya Sasuke kala mendapati Hinata yang masih berbaring di atas ranjang dengan selimut yang menutupi tubuh perempuan itu hingga sebatas leher. Hinata nampak menggigil dan bibir perempuan itu terlihat pucat.

Suhu tubuh Hinata panas, apa ini efek mereka bermain ice skating kemarin? Oh ini tidak baik, Hinata tengah hamil, bukankah demam itu tidak baik untuk ibu hamil?

Tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi, Sasuke menghubungi Rai―salah satu kenalannya yang merupakan seorang dokter. Mereka cukup akrab walau akhir-akhir ini sedikit lama tidak berhubungan.

"Hallo?"

Suara diseberang akhirnya terdengar, membuat Sasuke langsung mengangkat pandang―sedikit sentuhan kelegaan.

"Rai? aku ingin menanyakan sesuatu."

Ucapan Sasuke nyatanya mengundang keterkejutan dari seberang, tidak biasanya Sasuke meminta bantuan padanya, pikirnya. 

"Ada apa?"

"Apa yang harus dilakukan jika ibu hamil mengalami demam?"

Sasuke bertanya sembari melirik Hinata yang nampak masih menggigil, keringat bahkan membasahi dahi dan pelipis perempuan itu. Sasuke masih dapat mendengar racauannya. 

"Mandi atau berendam air hangat jika suhu tubuhnya meningkat."

Sasuke sontak terdiam, kembali menatap Hinata dengan iris hitam kelamnya. Lalu Rai memberi beberapa saran juga yang membuat Sasuke mendengarkannya dengan seksama.

"Baiklah, Terima kasih."

Sasuke mematikan sambungan telephone dan bergegas pergi ke kamar mandi untuk menyiapkan air hangat di atas bathup. Setelah air hangat siap, Sasuke keluar dari kamar mandi dan menghampiri Hinata yang masih menggigil di atas ranjang.

"Hinata, kau akan berendam sebentar."

Sasuke berbisik, menyingkirkan selimut yang menutupi tubuh perempuan itu. Perlahan tangan Sasuke bergerak membuka pakaian Hinata satu persatu.

Sedikit rasa ragu terlintas kala melihat tubuh telanjang perempuan itu―bagaimanapun Sasuke adalah lelaki normal.

Setelah Hinata telanjang sepenuhnya, Sasuke mangangkat tubuh ringkih itu, membawanya masuk ke dalam kamar mandi dan dengan begitu hati-hati membaringkannya di atas bathup―seolah jika Sasuke berlaku keras sedikit saja dapat menghancurkan perempuan itu.

Silence ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang