16. Lovely
Ruangan bernuansa putih itu nampak begitu sunyi, desiran angin malam yang melesak masuk melalui celah jendela yang terbuka sedikit membuat kedua insan yang tertidur saling membelakangi itu merasa merinding. Terutama kala menyapu kulit telanjang mereka.
"Maaf."
Suara itu akhirnya terdengar, memecah keheningan malam, membuat sang perempuan itu terdiam dan menghela nafas. Ada pergerakan di atas ranjang, Sasuke berbalik menatap Hinata yang memunggunginya.
"Maafkan aku Hinata. aku―aku tidak bisa mengontrol emosiku tadi."
Hinata akhirnya ikut membalikan tubuhnya, membuat netra bulannya bersibobrok dengan iris hitam kelam yang memandangnya dengan penuh penyesalan. Hinata tersenyum, menyadari bahwa permintaan itu sangat tulus.
"Tak apa, aku mengerti."
Walaupun begitu, penyesalan di tatapan lelaki itu tidak meredup.
"Aku menyakitimu," bisiknya menyalahkan dirinya sendiri, ini kali pertama Hinata melihat Sasuke begitu penuh penyesalan. Lelaki itu biasanya selalu terlihat dingin dan jauh, saat ini Sasuke terlihat seperti seorang anak kecil yang baru saja melakukan kesalahannya.
"Lihat, aku baik-baik saja. Tidak ada yang terluka."
Sasuke yang masih menatapnya penuh penyesalan itu membuat Hinata tersenyum dan menghembuskan nafasnya. Tangannya terangkat menyentuh rambut Sasuke dan memberi elusan lembut di atas kepala lelaki itu.
"Aku baik-baik saja, jangan meminta maaf."
Sasuke memejamkan mata menikmati elusan lembut Hinata dikepalanya.
"Kemarilah, kau butuh pelukan."
Ucapan lembut Hinata mau tidak mau membuat Sasuke luluh dan melesak masuk kedalam pelukan perempuan itu. Hinata benar-benar terlihat seperti seorang ibu yang berusaha menenangkan anaknya.
Dia terus mengusap punggung telanjang Sasuke dan menenangkan lelaki itu. Mengabaikan rasa geli yang diciptakan karena Sasuke menghirup dengan rakus di area leher dan dadanya.
Ugh aroma ini, betapa menenangkannya. Sasuke suka.
Hinata melangkah keluar dari kamarnya, mengintip ke bawah mencari keberadaan Sasuke, kala melihat lelaki itu di sofa, Hinata lekas turun dengan sedikit berlari menimbulkan suara yang gaduh.
"Hati-hati."
Sasuke berucap tenang tanpa sedikitpun melirik ke arah Hinata, lelaki itu masih fokus ke laptopnya. Mendapat teguran seperti itu membuat Hinata melangkah lebih hati-hati dan tanpa menimbulkan suara.
Setelah sampai di bawah tangga Hinata melangkah menghampiri Sasuke, berdiri disamping lelaki yang tengah sibuk dengan pekerjaannya itu. Sasuke terlihat begitu sibuk membuat antusiasme Hinata berubah menjadi keraguan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silence ✔
Romance[M] Hinata membutuhkan uang, dan Sasuke membutuhkan anak. Perekonomian yang tidak memungkinkan dan kondisi sang tunangan yang harus di operasi secepat mungkin membuat Hinata mau tidak mau memilih cara nekat yang sudah pasti dapat menjerat dirinya s...