26. I'm Here
Hinata melangkah dengan sedikit tergesa-gesa di koridor rumah sakit. Benaknya berputar kembali mengingat perkataan Aria tadi, rasa syukur membuncah di dada.
Gaara sadar, lelaki itu telah sadar. Setelah sembilan bulan memajamkan mata dan meninggalkan Hinata akhirnya lelaki itu sadar.
Sesampainya di depan pintu kamar rawat Gaara, nafasnya terengah, tanpa kata Hinata langsung membuka pintu kamar rawat itu.
Hinata tertegun, melihat ke dalam dimana ada Aria dan beberapa perawat yang masih memeriksa Gaara. Menyadari kedatangan Hinata membuat Aria menatap beberapa perawat lain untuk keluar memberi waktu pada sang perempuan Hyuga itu.
Hinata melangkah masuk dengan gontai, Ia mengigit bibir. Keruh mendesak raut wajahnya saat akhirnya kedua iris jade itu membalas tatapannya. Mata itu menatap Hinata, mata yang selama ini terpejam dan tertidur dengan damai akhirnya hidup, terbuka dan membalas tatapannya.
Udara berat terhela dari celah bibir ranum Hinata tatkala air mata merebak keluar membasahi pipi. Hinata berdiri disisi ranjang menggenggam tangan Gaara dan menangis disana.
"Gaara."
Suaranya serak, penuh luka dan emosi. Gemetar di tubuhnya begitu terasa oleh Gaara, lelaki itu membalas genggaman tangan Hinata walau dengan lemah.
Dia bangkit berdiri menyentuh wajah Gaara dan menatap lelaki itu penuh haru. Hinata ingin marah, dia ingin mengucap syukur karena Gaara akhirnya bangun, dia ingin merajuk karena Gaara memilih waktu yang begitu lama untuk terbangun, tapi semua emosi menyebabkan suaranya tercekat di tenggorokan.
"Oh Tuhan."
Hinata berbisik lemah mengecup dahi Gaara membiarkan air matanya menetes mengenai pipi lelaki itu. Mata Gaara juga terlihat berair.
"Terima kasih sudah bangun, terima kasih."
Suara nya bergetar dan serak penuh akan emosi. Tanpa sadar air mata mengalir dari sudut mata Gaara. Rasa kebahagiaan itu begitu membuncah. Hinata menatap Gaara yang sudah membuka mulut hendak mengucapkan sesuatu.
"Stt, kau tidak boleh berbicara dulu, mereka memasang selang di tenggorokanmu."
Hinata tersenyum dengan wajah yang berlinang air mata―air mata kebahagiaan. Gaara menatapnya dengan tersiksa. Seperti ada begitu banyak pertanyaan yang hendak Gaara keluarkan untuk Hinata.
"Kau koma Gaara, kau tidak sadarkan diri selama sembilan bulan."
Tatapan penuh sesal Gaara lontarkan kepadanya. Hinata tersenyum, tubuhnya masih gemetar dengan perasaan yang membuncah.
"Tapi akhirnya kau bangun, kau disini membalas tatapanku."
Sekali lagi Hinata memeluk Gaara dengan hati-hati, perasaan senang itu membuatnya sempat melupakan kondisi dirinya sendiri. Hinata sedikit menjauh, dan dia menyadari bahwa beberapa kali Gaara melirik perutnya. Hinata tersenyum nanar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silence ✔
Romance[M] Hinata membutuhkan uang, dan Sasuke membutuhkan anak. Perekonomian yang tidak memungkinkan dan kondisi sang tunangan yang harus di operasi secepat mungkin membuat Hinata mau tidak mau memilih cara nekat yang sudah pasti dapat menjerat dirinya s...