"Sial, ngerasa kesepian padahal di rumah lengkap" Langit berujar lirih saat ia baru saja memasuki rumahnya ketika jam telah menunjuk kan pukul sebelas malam. Beberapa lampu di rumah nya telah padam menandakan semua penghuni nya telah terlelap dalam tidur, Langit lalu membereskan sepatu serta helm yang baru saja ia kenakan kembali ketempat nya dan beranjak kembali untuk naik ke kamar miliknya sendiri.
"Langit pulang" kebiasaan Langit kembali terdengar, menyapa foto sang ayah yang terpajang rapi di dinding kamarnya, ia lalu membersihkan diri serta menata kembali semua barang-barang yang ada di tas nya kembali ketempat asalnya. Beberapa bungkus snack pemberian sang kakak yang masih tersisa ia masukkan ke dalam laci belajar, jemari Langit juga terjulur mengambil sebuah kotak obat yang ada disana. Mengeluarkan semua varian obat nya dan membuka nya satu persatu, Langit menghembuskan nafasnya berkali-kali.
Beberapa bulan terakhir ini Langit sering kehilangan satu atau dua jenis obatnya dalam kotak yang seharusnya, ia selalu berfikir jika ia melupakannya di suatu tempat saat ia sedang meminumnya namun tak ada satu jenis obat dalam satu bulan itu kembali ke tangannya. Langit sadar jika semua obat-obatan nya memiliki harga yang sangat mahal, hal itu yang membuatnya tak berani mengatakannya pada Esa atau pun sang Bunda. Mengingat hanya Esa dan Bunda yang membiayai semua obat nya dan juga pemasukan mereka tak cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
Setelah meminum obat yang tersisa Langit lalu beranjak ke ranjang nya merebahkan tubuhnya yang kelelahan setelah melakukan aktivitas harian nya.
Hembusan nafas berat kembali terdengar di selingi suara lirih Langit sebelum ia benar-benar terpejam untuk tidur.
"Calm down Langit, Besok lebih berat"
°°°°
Malam ini Langit sedang bersama Rai, duduk di depan sebuah cafe dengan wajah Rai yang terlihat kesal pasalnya rencana mereka hari ini adalah menonton pertunjukan musik yang akan dibawakan oleh band lokal namun sayangnya keduanya ketinggalan momen itu karna Langit yang ketiduran ditambah perjalanan yang cukup jauh menuju tempat konser diadakan, sesampainya disana musik telah selesai karna mereka hanya menyanyikan lima lagu eksklusif."Rai" Langit kembali memanggil nama kekasihnya yang sejak tadi diam mengalihkan wajah dari nya.
"Maaf" Lanjut Langit sambil menggoyangkan lengan Rai perlahan.
"Tau ah"
"Yaudah ayo siap-siap naik" ucap Langit sambil memberikan helm nya pada Rai membuat Rai sontak menoleh.
"Kemana?" tanya Rai denga nada malas.
"Nonton konser katanya"
"Konser siapa?"
"Konser Nella Kharisma di alun - alun kidul "
"Langit!" Rai mendecih kesal saat Langit mengatakannya dengan nada menggoda .
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT DAN SEMESTA
FanfictionJangan lupa follow dulu karna mungkin ada beberapa yang di privat Seseorang pernah bertanua pada saya "kak kenapa si harus Langit?" Membaca komentar itu, aku sedikit terhenyak dan tersenyum. Jemari ku mulai mengetik sebuah jawaban yang tersimpan dan...