Langit 37

9.9K 1.7K 40
                                    

Rai menatap Langit yabg hendak keluar dari rumah nya untuk Kembali pulang

"Kita beneran ga bisa balik ya?" tanya Rai menatap punggung di hadapan nya yang berjarak satu langkah di depan nya, langkah Langit lagi-lagi terhenti. Sebuah anggukan disertai sebuah deheman pelan Langit ucap kan pada Rai.

"Maaf" ucap Rai lagi dengan menunduk penuh rasa bersalah pada Langit.

"Aku ga mau maaf kamu, aku pengen setelah ini kamu berubah dan lebih menghargai perasaan orang lain Rai, semua orang itu punya hati tapi tak semua orang bisa menghargai, jadi ku harap kamu bisa berubah untuk masa depan kamu"

"Rasa sayang ku sama kamu tetap sama dengan segala keistimewaan yang aku siapkan, jadi jangan di buang lagi ya"

Ucap Langit pelan lalu kembali melangkah kan kakinya keluar gerbang, Mingyu yang sudah menunggu di depan rumah Rai sejak tadi lalu segera turun menghampiri Langit yang terlihat berjalan sangat perlahan takut jika dia akan menabrak sesuatu di hadapan nya.

Srett

"Ayo" ucap Mingyu pelan yang menarik lengan Langit dengan perlahan dan membawanya masuk kembali ke dalam mobil bersama dengan Aksara yang sudah ada disana dan bertugas untuk menyetir.

"Kita pulang dulu aja sa, Langit keliatan kecapean"

"Enggak gyu, kita langsung ke rumah aja, aku mau ketemu bunda" ucapan Mingyu langsung di sambung cepat oleh Langit yang memang berencana akan menemui keluarganya setelah bertemu dengan Rai.

"Inget ya, kita mau bantu lo tapi lo juga harus sadar diri sama tubuh lo Langit, Tubuh lo perlu istirahat dan jangan makasin" balas Aksara menatap Langit dengan tatapan tajam nya, ia benar benar tak suka pada Langit saat Langit sebegitu egois nya pada tubuh nya yang lemah saat ini.

"Aksara, aku mau bahagia"

"Oke oke Fine kita ke rumah lo sekarang, dan jangan keluarin kata kata menyedihkan lo itu yang aneh-aneh" ucap aksara final yang langsung menginjak pedal gas mobil yang ia kenakan lalu meluncur untuk datang ke rumah Langit.

Mingyu menurunkan sedikit jendela di samping tempat duduk Langit agar dapat merasakan sedikit ketenangan dari angin yang berhembus menerpa dirinya. Pikiran Langit mengacu pada sang Ibunda dengan tatapan hangat nya seperti biasa apalagi disaat sang ibu yang tengah menyirami tanaman tanaman kesayangan nya setiap pagi membuat Langit sangat merindukan momen momen nya bersama sang ibu.

"Maaf selalu merepoti kalian" ucap Langit pelan dengan wajah yang masih menatap jendela mobil milik Aksara, Aksara, Langit, Mingyu, Pio, Gilang, Abi, dan Pak Rafa sangat memiliki peran penting dalam hidup nya akhir akhir ini.

"Kalian selalu dateng saat aku butuh kalian, terkadang aku nngerasa sesak saat kalian menatap ku dengan sendu dan tak bersemangat seperti saat aku masih baik-baik saja, dan lagi waktu ku juga sudah tidak lama-"

"Langit lo bisa diem atau gua gampar mulut lo sekarang biar ga ngeluarin kata kata aneh-aneh lo itu sial" Aksara berucap dengan nada tegas sambil menatap Langit dari kaca mobil nya membuat Langit hanya terkekeh mendapatkan sentakan itu dari aksara.

"Aku cuma gak mau waktu kalian terbuang sia-sia kan kasian, toh ini juga sebenarnya percuma, kalian bisa kembali pada dunia kalian masing masing seperti dulu bukan malah mengurusi ku, Tidak perlu menghabiskan banyak waktu dengan ku dan kembali lah, Kau aksara kembali lah ke kehidupan mu sebelum nya dan Mingyu juga begitu, Aku sangat senang jika kalian tak terbebani karna ada aku"

"Toh kodrat nya memang aku harus selalu sendirian"

"Jangan egois, kamu udah jadi pendengar yang baik dan seorang pendengar juga membutuhkan seorang pendengar" balas Mingyu menatap Langit yang tengah memejamkan matanya sambil menikmati angin yang menerpa wajah nya.

LANGIT DAN SEMESTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang