"Langit"
"Langit disini"
"Langit bukan kesana"
"Langit ke kanan sedikit"
"Langit coba kedipin mata kamu"
"Kepala kamu agak ngehadap ke kanan sedikit"
"Disini"
Suara yang satu persatu terdengar dengan bergantian membuat Langit mengikuti arahan yang dikatakan oleh teman-teman nya. Langit telah kembali ke rumah Mingyu dan tak lagi berada di rumah sakit setelah Mingyu mati-mati an membujuk sang ayah agar mengizinkan Langit untuk pulang di masa pemulihan Langit. Kini Langit memiliki permintaan baru di hadapan Mingyu, Aksara, Gilang, Pio, dan Abi untuk membantu nya agar tak terlihat seperti orang buta dengan bantuan indra pendengaran nya karna nanti, ia akan menemui sang Bunda tercinta serta Rai dengan keadaan fisik yang sehat.
"Langit kesini" Mingyu berujar pada Langit yang berada tak jauh dari nya, Gilang dan Abi juga tengah berjalan di sekeliling Langit agar Langit dapat berjalan dengan baik tanpa menabrak orang yang berada di sekitar nya.
Duk
Srett
Dengan cepat Aksara menahan lengan Langit agar tak terjatuh setelah ia tanpa sengaja menabrak bahu Gilang yang berjalan berlawan arah dengan nya. Mingyu dan Pio bertugas memanggil Langit agar Langit menghampiri keduanya sedangkan Gilang dan Abi berjalan menggunakan sebuah sepatu agar terdengar ketika berjalan, lalu Aksara akan bertugas menahan Langit jika Langit akan terjatuh ketika berlatih.
"Ayolah Langit, jangan di paksain gini kalo misal lo mau ketemu mereka ya lo harus ketemu dengan apa yang ada dalam diri lo sekarang, kalo lo maksain gini lagi bisa-bisa lo masuk rumah sakit lagi sebelum lo bisa ketemu mereka" ucap Aksara dengan nada lelah melihat Langit yang terlihat memaksakan dirinya lagi untuk bisa terlihat baik di mata orang lain.
"Aksara, aku gak mau mereka khawatir apa lagi aku udah hampir setengah tahun gak ketemu sama mereka kalo misal tiba-tiba aku ketemu mereka dengan keadaan kayak gini bisa-bisa Bunda shock dan pasti bakal sakit lagi, aku gak mau itu terjadi" balas Langit pelan sambil kembali berjalan dengan perlahan. Tentu saja Aksara tak akan bisa membantah Langit lagi, apapun yang Langit inginkan pasti akan ia lakukan dengan semua usaha yang Langit miliki untuk bisa mencapai keinginan nya itu.
"Kita coba sekali lagi habis itu istirahat, lutut sama lengan lo udah penuh sama luka gores karna jatuh tadi dan gua ga nerima penolakan" balas Aksara lagi sambil memposisikan dirinya kembali di belakang Langit sedangkan Pio, Gilang, Mingyu, dan Abi kembali memposisikan tugas mereka sesuai sebelum nya seperti arahan Aksara.
"Oke Langit sekarang jalan ke gua dulu nanti baru ke Mingyu" ucap Pio yang berjarak sekitar lima meter dari Langit, Langit mengangguk lalu kembali meninggikan konsentrasi nya untuk bisa nengenali beberapa suara sekaligus dengan benar dan baik sebagai latihan terakhirnya hari ini.
Dengan langkah pelan Langit mulai berjalan ke arah Pio sedangkan Abi dan Gilang mulai berjalan di sekitar Langit dengan sedikit jarak diantara mereka sedangkan Aksara mulai mengikuti Langit dari arah belakang bersiap jika Langit jatuh maka ia akan segera menahan nya.
"Langit disini ayo bentar lagi habis itu langsung gantian ke Mingyu" ucap Pio pada Langit yang hampir mendekati nya, tanpa bantuan alat apapun Langit berhasil menghampiri Pio.
"Oke Langit sekarang kesini" lanjut Mingyu setelah Langit berhasil menghampiri Pio, jarak yang sedikit jauh dari sebelum nya membuat Langit harus hati-hati di setiap langkah yang ia ambil.
Duk
Srett
"Akhh" Aksara mendesis sakit saat tubuh Langit menimpa tubuh nya diatas keras nya conblock yang terbuat dari campuran material keras. Dengan cepat Langit menyingkir dari tubuh Aksara dan membantu nya berdiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT DAN SEMESTA
FanfictionJangan lupa follow dulu karna mungkin ada beberapa yang di privat Seseorang pernah bertanua pada saya "kak kenapa si harus Langit?" Membaca komentar itu, aku sedikit terhenyak dan tersenyum. Jemari ku mulai mengetik sebuah jawaban yang tersimpan dan...