"Pak Langit gimana?" tanya Mingyu menatap sang ayah yang terlihat kelelahan di kursi kerja nya, tatapan nya yang terlihat dalam dan sulit diartikan membuat Mingyu sontak bertanya pada sang ayah.
"Salah satu komplikasi Leukemia Mieloblastik Akut (AML) yang tersering dan perlu mendapat perhatian itu ada dua, kerentanan terkena infeksi dan pendarahan, hal itu bisa ber resiko mempengaruhi sel saraf otak karna pendarahan dalam penyakit ini bisa terjadi dimana saja, kemungkinana besar pendarahan di otak itu membuat orang stroke pendarahan dengan onset yang terjadi, jika sudah terjadi pendarahan otak kemungkinana sukses nya sudah sangat kecil nak" ucapan sanga ayah membuat Mingyu bernafas khawatir,
"Pak, jelasin yang singkat Langit kenapa? Maksud bapak apa bilang kayak gitu tentang Langit?" Tanya Mingyu lagi dengan nada sedikit meninggi.
"Di dunia medis ini di sebut sebagai Intracranial hemorrage (ICH) yaitu pendarahan yang terjadi di dalam parenkim otak , Langit mengalami pendarahan otak di bagian belakang dan untuk saat ini Langit mengalami kebutaan total, pendarahan ini sudah terjadi sejak lama dan berangsur tapi karna adanya pukulan cukup keras yang terjadi di belakang kepala Langit membuat pendarahan ini semakin menjadi-jadi, Langit tidak akan bisa melihat lagi untuk selamanya"
Deg
Mingyu tertegun, pikiran nya tiba-tiba berhenti bekerja membuat nya benar-benar tak percaya akan apa yang di katakan oleh ayah nya,
'Nggak nggak mungkin' batin nya terus terusan mengujar kalimat ketidak percayaan mengenai hal itu,
"Tunggu, transplantasi tulang sum-sum itu bisa kan pak, kita bisa lakuin itu buat Langit biar sembuh kan" ucap Mingyu tiba-tiba sambil menghampiri sang ayah dengan wajah kepanikan nya, ia menatap sang ayah dengan wajah berharap nya membuat Pak Rafa menghela nafas berat,
"Kenapa? Uang kita cukup kan untuk itu, atau Mingyu cari kerja buat bantu"
"Bukan itu nak"
"LALU APA PAK? LANGIT BISA SEMBUH KAN?!" Mingyu membalas ucapan sang ayah dengan emosi yang meledak, ia telah mengaggap Langit seperti adiknya sendiri saat ia mengingat jika dirinya merasa sangat kesepian setelah meninggalnya mendiang sang ibu, dan semua itu berangsur hilang karna adanya Langit yang menemani nya serta mengajari nya banyak hal di rumah.
"Langit udah ga bisa sembuh gyu, walaupun dalam keadaan normal pun transplantasi sum-sum tulang belakang tingkat keberhasilan nya kecil, sedangkan Langit sejak kecil hanya minum obat tanpa pernah sekalipun melakukan kemoterapi jadi untuk transplatasi pun mustahil......"
Balasan sang ayah membuat Mingyu terduduk lemas, kaki nya benar-benar tak bisa menopan berat tubuh nya lagi, Pak Rafa dengan cepat memeluk Putra nya itu dengan erat."Hiks pak, Mingyu gak mau kehilangan lagi pak tolong sembuhin Langit" lirih Mingyu dalam dekapan sang ayah, mendengar itu Pak Rafa semakin mengeratkan pelukan nya,
"Bapak bakal lakuin semuanya semampu bapak bisa"
......
Derapan langkah kaki yang saling bersautan satu sama lain membuat satu diantara mereka terhenti.
"Raja berhenti ikutin aku"
"Kalo gitu jelasin lebih jelas kenapa kamu mau putus sama aku" balas sang pria dengan nada tegas sambil menahan lengan sang gadis.
Rai hanya diam tak menjawab ucapan Raja, yang ada di pikiran nya sekarang hanyalah sebuah penyesalan dan pikiran yang di penuhi dengan Langit.
"Rai! Gua sayang dan cinta sama lo dengan tulus meski gua tau kenyataan jika disini gua lah yang bodoh di antara hubungan lo sama adek gua, seharus nya gua yang marah dan kecewa sama lo karna bohongin gua dan disini malah lo yang merasa tersakiti?" ucap Raja dengan nada kecewa di setiap kata yang keluar dari bibir remaja itu,
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT DAN SEMESTA
FanfictionJangan lupa follow dulu karna mungkin ada beberapa yang di privat Seseorang pernah bertanua pada saya "kak kenapa si harus Langit?" Membaca komentar itu, aku sedikit terhenyak dan tersenyum. Jemari ku mulai mengetik sebuah jawaban yang tersimpan dan...