Langit 36

9.8K 1.7K 36
                                    

Rai menatap jendela sekolah yang nampak basah menciptakan aliran air yang meluncur bebas di setiap kaca di hadapan nya. Hembusan nafas berat terdengar di setiap beberapa menit sekali, sekolah yang mulai menyepi membuat Rai sedikit gelisah karna hari yang mulai sore. Ia biasanya akan pulang dengan berjalan kaki atau berboncengan dengan yang lain tapi kali ini Rai benar-benar sendiri.

"Kayak nya harus nerobos hujan" ucap Rai pelan, Rai lalu mengambil sebuah hoodie berwarna putih yang biasa ia kenakan ke sekolah dan memilih untuk berlari menerobos hujan.

Rai menyusuri sepanjang koridor sekolah yang mulai menyepi, hari-hari nya kini di penuhi kesendirian dimana Langit maupun Raja yang menjadi awal kini telah menjadi akhir.
Rai mengangkat topi hoodie nya untuk menutupi kepala nya, hembusan nafas terdengar begitu berat sebelum akhirnya Ia benar benar melangkah pergi.

Srett

Lagi lagi Rai harus di kacaukan dengan tali sepatu yang menjuntai membuat nya dengan segera berjongkok untuk menalikan tali sepatunya agar tak terjadi hal hal yang tak di inginkan nanti nya.

Rai menunduk, sebuah sepatu berwarna hitam berhenti di hadapan nya bersamaan dengan air hujan yang sama sekali tak membasahi tubuh nya lagi, dengan cepat Rai mendongakkan kepala nya menatap siapa sang pelaku yang terlihat cukup basah di hadapan nya.

Srett

Rai tertegun, waktu seolah melambat ketika ia menatap sosok pria di hadapan nya yang tengah tersenyum tulus. Rai hanya diam mematung saat pria di hadapan nya memberikan sebuah payung berwarna hitam di genggaman gadis itu, masih terdiam akan keterkejutan nya Rai sama sekali tak menyadari jika pria di hadapan nya semakin menjauh tanpa menggunakan pelindung hujan sama sekali. Kemeja yang membalut tubuh nya semakin memperlihatkan betapa kurus nya remaja itu,

"LANGIT!" Rai berteriak cukup keras di jalanan yang cukup lenggang memanggil Langit yang terhenti akan panggilan nya. Dengan cepat Rai menyusul Langit yang baru saja ada di hadapan nya, Rai lalu meletakkan payung nya di atas dirinya dan Langit.

Sebuah pelukan hangat Langit terima, meski saat ini Langit tak bisa lagi melihat wajah gadis itu tapi Langit masih bisa merasakan sebuah kehangatan yang ia rindukan dari gadisnya ini.

"Aku antar kamu pulang" ucap Langit sambil melepaskan pelukan diantara keduanya dengan perlahan, seolah Langit lupa dengan kejadian masa lalu antara dirinya dengan Rai , Langit dengan perlahan mengenggam jemari gadis nya dan mulai melangkah pelan.
Batu batu kecil yang telah di susun terlebuh dahulu oleh Aksara sebagai penanda jalan yang harus Langit lewat membuat Langit lebih mudah untuk berjalan. Sebuah mobil hitam di belakang keduanya terus mengikuti Langit dan Rai yang tengah berjalan.

"Langit?"

"Ya?"

"Aku nggak bermaksud nyakitin kamu"

"Aku tau" balas Langit pelan menatap sumber suara dengan sebuah senyuman tulus nya, sebuah softlens yang Aksara berikan untuk nya agar ia bisa menutupi kedua retina mata nya yang mulai berubah warna menjadi sedikit ke abuan membuat Langit sedikit percaya diri untuk bisa menemui Rai dan keluarganya.

"Jadi sekarang kita udah se asing dulu ya?" tanya Rai menatap jalanan yang basah menciptakan aroma petrikor yang merupakan aroma alami yang di hasilkan saat hujan jatuh di tanah kering.

Langit hanya tersenyum lirih lalu mengusak rambut gadis di samping nya dengan perlahan,

"Di dunia ini pasti ada hal yang sebaik nya di lupakan saja kan? Dan mungkin sepertinya itu adalah aku Rai, walaupun pada akhirnya aku tidak bisa lagi bersamamu tapi aku senang bisa mengenal kamu selama ini" ucapan Langit membuat langkah Rai terhenti membuat Langit juga ikut berhenti melangkahkan kaki nya.

LANGIT DAN SEMESTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang