Embun Laraskara, banyak orang yang memanggilnya dengan nama Kara kecuali Langit, Bunda, serta Esa. Embun merupakan sahabat kecil Langit yang Langit temui di Rumah sakit saat ia berobat dulu. Embun memiliki penyakit yang sama dengan Langit membuat keduanya cukup dekat bahkan hingga pergi kontrol bersama selama beberapa tahun terakhir. Namun karna kondisi Embun beberapa tahun yang lalu cukup parah membuatnya harus di bawa ke Jakarta untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik, meninggalkan Langit yang saat itu memang hanya memiliki Embun sebagai temannya.
Dan karna suatu alasan, Embun kembali. Ia akan banyak menghabiskan waktunya bersama Langit setelah ini. Seperti pagi ini, Langit menjemput Embun untuk pergi ke sekolah bersama setelah ia berkunjung sebentar menemui Ibu dan Ayah Embun untuk sekedar menyapa setelah sekian lama tak bertemu.
"Embun ayo naik, maaf ya motor ku begini hhe" ucap Langit pelan pada Embun, namun Embun hanya menggeleng dan segera naik di belakang Langit.
"Yang penting masih bisa buat jalan Langit" balas Embun tak keberatan dengan apa yang Langit bawa.
Keduanya sontak pergi menuju sekolah Langit dengan Embun yang memegang bahu Langit sebagai tumpuan.
"Langit, kamu kapan mau ketemu dr Naresh lagi?" tanya Embun tepat di samping kepala Langit agar Langit mendengar pertanyaannya mengingat ia dan Langit sedang di jalanan yang cukup ramai.
"Sekitar satu minggu lagi, kenapa?"
"Aku ikut ya, kita bareng aku gak mau sendirian"
"Tentu, besok kita kesana bareng" balas Langit cepat, Embun mengangguk senang. Langit nya tak pernah berubah, Ia berharap bisa menjalani ini lebih lama bersama Langit.
Sesampainya di sekolah, kedatangan Langit serta Embun menjadi sedikit perbincangan karna wajah Embun yang sangat asing di sekolah itu. Embun memiliki paras yang cukup cantik meski wajah pucatnya tetap terlihat di balik make up tipis yang ia kenakan untuk bisa menutupi pucat nya wajah Embun.
saat sedang berjalan menuju ruang guru bersama Embun, Langit ber pas-pas an dengan Rai yang tengah asik bercengkrama dengan Raja. Kedua pasang mata milik Raja dan Langit saling bertemu, bergantian menatap Rai yang tengah menatap Embun dengan bingung.
"Permisi, saya mau lewat" ucap Embun degan sopan, Raja yang mendengar sontak sedikit memundurkan badannya di belakang Rai. Setelah mendapatkan jalan, Embun sontak menarik pelan seragam Langit untuk pergi.
"Ayo Langit, keburu siang" ucapnya pelan.
saat kedua matanya masih menatap Raja dan Rai, Langit mengernyitkan dahinya saat melihat jemari Raja yang menyentuh bahu Rai dengan perlahan dan mengusap nya beberapa kali. Dan Rai, ia tak menolak sedikit pun atas apa yang Raja lakukan terhadapnya.
Langit dan Embun sontak menemui guru yang akan menjadi wali kelas nya, karna ibu dari Embun yang meminta khusus agar putrinya ada dalam satu kelas dengan Langit. Setelah menjelaskan banyak hal pada sang wali mengenai keadaan Embun da mendapati beberapa persetujuan seperti Embun yang tak akan bisa mengikuti mapel olahraga dan aktivitas di luar kelas karna fisik nya yang lemah.
"Kamu bawa obat-obatan kamu kan buat jaga jaga" tanya Langit pada Embun saat mereka dalam perjalanan menuju kelas, Embun mengangguk.
"Iya bawa kok, udah di siapin Mama di dalem tas" seru Embun yang sedikit lelah dengan sikap posesif Langit terhadapnya sama saat mereka masih kecil.
Langit mengangguk, keduanya sontak memasuki ruang kelas nya dan meminta Embun untuk memperkenalkan dirinya di depan kelas, Langit yang menyadari jika Aksara menatapnya sejak tadi pun menghampiri Aksara dan duduk di sebelah kursi nya yang kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT DAN SEMESTA
FanfictionJangan lupa follow dulu karna mungkin ada beberapa yang di privat Seseorang pernah bertanua pada saya "kak kenapa si harus Langit?" Membaca komentar itu, aku sedikit terhenyak dan tersenyum. Jemari ku mulai mengetik sebuah jawaban yang tersimpan dan...