𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 | 8 |

10.9K 1.9K 17
                                    

Dengan perlahan Langit sontak membuka pintu rumah belajar yang Aksara kenakan untuk belajar, ia telah mendapatkan izin terlebih dahulu oleh Aksara untuk langsung masuk.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aksara aku bawa Roti bakar" ucap Langit mengeluarkan roti yang ia beli dan membukanya serta  meletakkannya diatas meja.

"Wih enak ni" Aksara keluar dari suatu kamar dengan sebuah kacamata yang bertengger di wajahnya. Aksara lalu meletakkan leptop diatas meja dan menyambar sepotong roti yang Langit bawa. Di sisi lain Langit mengeluarkan makanan yang kakak nya berikan tadi di hadapan Aksara.

"Bagi bagi" celetukan Aksara sontak membuat Langit segera mengamankan snack pemberian saka ke dalam dekapannya.

"Idih pelit banget lo" ucap Aksara menatap Langit sengit.

"Gua dapet banyak soal online PTN tahun kemarin" Lanjut Aksara yang mengembalikan topik pelajaran mereka sesuai rencana. Aksara lalu memperlihatkan deretan soal-soal di hadapan Langit.

"Kita bagi list materi apa dulu yang bakal di pelajari" ucap Langit memberikan Aksara intruksi.

getaran dari saku Langit membuat nya segera mengambil ponsel nya berharap jika Rai mengirimi nya pesan. Langit terlonjak gembira saat harapannya benar membuat Aksara yang tengah menulis list dalam bukunya menatap Langit heran.

Rai

Dimana?

Langit

Sama Aksara lagi belajar

Rai

ikut

Langit

kamu dimana sekarang?

Rai

Rumah pohon

Langit

tunggu aku jemput

Setelah percakapan singkat dengan sang kekasih Langit sontak beranjak menyambar kunci motornya.

"Rai ikut belajar kita ya" ucap Langit pada Aksara membuatnya mengangguk begitu saja.

"Emang Rainey dimana?" tanya Aksara tanpa mengalihkan pandangan nya dari layar leptop.

"Di rumah pohon" balas Langit sambil beranjak keluar menghampiri motor sederhana milik Langit, Dari tempatnya berdiri saat ini, ia telah mampu melihat rumah pohon miliknya dengan Rai.

Sambil menikmati sejuknya angin sore itu, Langit mengendarai motornya pelan menjemput Rai yang tumben berada di rumah pohon sendirian tanpa mengajaknya. sesampainya disana Langit sontak menghampiri Rai yang ada di atas sana, Dahinya mengernyit bingung saat keadaan rumah pohon mereka yang penuh dengan bungkus snack yang berserakan dimana-mana mengingat Rai yang begitu benci akan hal yang berantakan membuat nya sedikit kebingungan.

"Kamu disini dari tadi?" tanya Langit pada Rai yang terlihat asik dengan ponselnya sendiri.

"Ha ah iya dari tadi" balas Rai tanpa menatap Langit sedikitpun membuat Langit hanya tersenyum kecil. Langit beranjak duduk di belakang punggung Rai, menyatukan seluruh rambut gadis itu lalu mengucirnya dengan karet gelang berwarna hitam yang selalu ada di pergelangan tangannya khusus untuk Rai.

Setelah selesai dengan rambut Rai, Langit lalu membereskan semua sampah yang ada di sana, menata nya kembali dengan begitu rapi dan mengumpulkan semua sampah menjadi satu. Sebelum turun ke bawah, Langit menatap Rai dengan sendu,

"Rai, gimana kalo jodoh kamu bukan aku?" pertanyaan itu keluar tiba-tiba dari bibir Langit membuat Rai terdiam lalu menatap Langit yang telah siap untuk turun, Rai tak menyadari jika rambutnya telah terikat rapi serta keadaan rumah pohon milik mereka kini telah bersih.

"Ya tinggal nikah sama orang lain lah, emang kamu mau lajang seumur hidup" ucap Rai yang membalas candaan Langit dengan kekehan dan segera menghampiri sang kekasih.

"Lagian kita masih muda banget Langit, kamu mikir itu terlalu jauh" balas Rai yang mengikuti Langit untuk turun, Langit hanya diam tak membalas kalimat Rai dan berfokus untuk membuang sampah yang ia bawa.

Rai hanya menatap gerak-gerik Langit yang terlihat berbeda dari sebelumnya, meski terlihat sepele tapi Langit terlihat sangat berbeda.

"Ayo naik, keburu malem" ingat Langit meminta Rai segera naik ke jok belakang nya, Rai mengangguk lalu dengan cepat duduk di belakang Langit. Setelahnya Langit segera membawa Rai ke tempat milik Aksara yang sama belum pernah ia sadari.

"Disini? Ini punya siapa?" Tanya Rai bingung pada sebuah rumah kecil di pinggiran danau yang sama dimana rumah pohonnya ada.

"Tempat Aksara belajar" jawab Langit singkat lalu segera menarik lengan kekasihnya dengan pelan untuk segera masuk.

"Aku Dateng" ucap Langit dengan pelan lalu beranjak menyiapkan kursi untuk di duduki Rai. Terlihat dengan jelas Aksara yang tiba-tiba tergugup sambil meletakkan ponselnya kembali diatas meja.

"Sejak kapan kalian Deket?"

"Sejak Langit bolos sama gue" Pertanyaan Rai di balas dengan cepat oleh Aksara membuat Rai memelototkan matanya tajam pada Langit.

"Lo bolos?!" Tanya Rai dengan nada sedikit tinggi pada Langit.

"Ga sengaja" Langit membalas nya dengan sedikit lirih membuat Rai menggelengkan kepalanya pada Langit.

"Nih list nya" Aksara berucap sambil memberikan sebuah lembaran kertas dalam binder buku bermotif polos milik Aksara.

Langit menerima uluran dari Aksara dan segera membaca satu persatu list yang akan mereka pelajari.

"Kalian belajar soshum? Memang mau ambil jurusan apa?" tanya Rai sambil memperhatikan tumpukan buku buku tebal diatas meja.

"Langit ambil hukum kalo gua kedokteran, hari ini emang jatah nya belajar Sohum besok belajar saintek"

Plok plok plok

Rai bertepuk tangan beberapa kali setelah mendengar ucapan Aksara.

"Orang pinter emang beda"

______________________________________

𝚂𝚒𝚗𝚌𝚎®𝙰𝚐𝚝 𝟸𝟶𝟸𝟶

More Info

𝐢𝐧𝐬𝐭𝐚𝐠𝐫𝐚𝐦 @𝐡𝐚𝐝𝐞𝐬𝐩𝐞𝐫𝐬𝐞𝐟𝐨𝐫𝐢𝐚

_____________________________________

_____________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LANGIT DAN SEMESTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang