Kini Langit dan Sang mama dari Embun tengah duduk bersama di lorong rumah sakit, Ia juga telah mengabari Mas Esa setelah apa yang terjadi hari itu. Mas Esa yang paham akan situasi Embun pun mengijinkan Langit untuk menginap bahkan membawakan pakaian ganti untuk Langit. Tapi Langit menolak untuk menginap karna esok ia harus kembali ke sekolah.
"Langit, tante boleh minta tolong sama kamu?" tanya Amanda menatap remaja di hadapannya dengan dalam, Langit mengangguk pelan."Selagi Langit masih bisa bantu, Langit pasti bakalan bantu kok" Balasan yang di ujarkan oleh Langit membuat Amanda tersenyum lega. Dengan sebuah helaan nafas kasar Amanda meraih sebuah amplop dengan logo Rumah Sakit dari dalam tas kulit miliknya. Amanda mengeluarkan semua kertas kertas dari dalam amplop lalu memberikan semua kertas-kertas itu pada Langit, karna Langit akan mengerti isi dalam amplop itu tanpa ia menjelaskan nya sendiri.
"Keadaan Embun makin memburuk Langit, dengan status tante sebagai ibu tante mohon sama kamu untuk ada di samping Embun sementara waktu ini Langit, dia kembali karna ingin menghabiskan banyak waktu bersama sahabat nya, tante mohon ya" Amanda berucap sambil menyatukan kedua tangannya memohon di hadapan Langit, Langit yang masih tak dapat mencerna apa yang barusan ia baca hanya terdiam mengangguk. Langit mengusap air mata nya yang lolos secara tiba-tiba lalu beranjak berdiri.
"Kalo gitu Langit izin pulang dulu ya tan, Langit janji bakal jagain Embun" ucap Langit sebelum ia beranjak meninggalkan lorong Rumah sakit untuk pulang dan menyiapkan keperluanya esok untuk kembali ke sekolah.Langit lalu menghampiri sekumpulan tukang ojek yang tak jauh dari Rumah sakit untuk mengantarnnya pulang. Dengan ongkos lima belas ribu rupiah Langit berhasil kembali ke rumah dengan selamat.
"Makasih ya pak ini helm nya" ucap Langit mengembalikan helm yang baru ia kenakan kepada sang pemilik, Jam masih menunjukkan pukul setengah delapan malam. Langit mengernyit bingung saat pintu rumah nya terbuka dengan lebar bahkan suara gelak tawa dari beberapa saudaranya terdengar begitu jelas dari halaman depan. Langit memasuki rumah dengan segera, menata kembali sendal yang baru saja ia pakai kembali ke rak nya.
Senyuman Langit memudar, tatapannya bertemu dengan seorang gadis yang tengah duduk di samping kakak nya. Semua saudaranya juga tengah berkumpul berbincang dengan gelak tawa yang begitu harmonis. Bahkan Mas Saka yang besikap dingin saja ikut ada diantara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT DAN SEMESTA
FanficJangan lupa follow dulu karna mungkin ada beberapa yang di privat Seseorang pernah bertanua pada saya "kak kenapa si harus Langit?" Membaca komentar itu, aku sedikit terhenyak dan tersenyum. Jemari ku mulai mengetik sebuah jawaban yang tersimpan dan...