Lee Ara melihat orang yang ditunjuk paman Choi. Mereka kelihatan orang penting. Tampaknya mereka seperti ingin merayakan kemenangan mereka disidang pertama ini. "Paman, bibi. Bisa saya ikut dengan kalian? Saya ingin makan bersama paman juga. Saya janji tidak akan menganggu kalian," Lee Ara menghadap mereka dan mencoba membujuk semanis mungkin. "Saya akan makan dengan tenang,"
Mereka luluh dengan ucapan manis Lee Ara. Mereka juga berfikir ingin melihat seperti apa orang tua Lee Ara yang membuat pak Choi bisa sehormat ini pada Lee Ara.
Tapi paman Choi mengira mereka keberatan, "Ara tapi-,"
"Tidak apa apa pak," kata salah satu pria paruh baya disana. "Mungkin anak saya akan senang bertemu dengan Ara,"
Lee Ara tersenyum senang. Kemudian menarik paman Choi ke minivan Dan Tae. Sedangkan Dan Tae menyilangkan tangannya karena diacuhkan dari tadi oleh Lee Ara. Dan Tae mengikuti mereka dengan muka memberengut.
Pengacara Yang Hyunsuk melihat rombongan paman Choi dengan aneh. Pengacara itu seperti mendengar suara yang pernah didengarnya. Dia menatap kembali rombongan itu tapi tak mendengar suara yang didengarnya.
"Hei. Ayo segera kembali sebelum jalannya tertutup," Yang Hyunsuk menyuruh pengacara itu segera berjalan.
"Pak tadinya aku mendengar suara nona yang bersama kita tadi malam," ujar pengacara tersebut.
"Pelankan suaramu dan jangan beritahu siapapun," bisik Yang Hyunsuk. Yang Hyunsuk juga sudah menyadari bahwa ayah Lee Ara sengaja menyembunyikan hubungan mereka. Identitas asli Lee Ara tidak diketahui siapapun diperusahaannya.
Pengacara tersebut mengiyakan walau tidak paham sepenuhnya.
Lee Ara yang duduk bersama paman Choi dan rekan rekannya hanya makan dengan tenang. Sesekali mengajak Dan Tae mengobrol.
Alasan Lee Ara yang mengajak Dan Tae mengobrol terus adalah kebradaan cewek didepannya. Cewek itu terus menatap Lee Ara sinis entah dengan alasan apa. Lee Ara juga tidak pernah menemui cewek itu.
Han Seo Hee.
Paman Choi tadi memperkenalkan cewek tersebut kepada Lee Ara. Lalu memperkenalakan Lee Ara dengan Han Seo Hee.
"Dan Tae pinjam ponselmu," kata Lee Ara ditengah percakapan mereka. Dan Tae memberikannya dengan penasaran apa yang akan dilakukan Lee Ara dengan ponselnya.
Lee Ara memegang ponsel itu diastas paha dan tepat dibawah meja lalu mengetikkan sesuatu.
Han Seo Hee menatapku dengan penuh kebencian begitu. Ada apa dengannya? Apa aku melakukan sesuatu?
Dan Tae yang membaca teks tersebut melirik sekilas Han Seo Hee yang melihat Lee Ara terus menerus. Dan Tae mengambil ponselnya dan membalas.
Aku juga tidak tahu baby. Mungkin dia cemburu kau dekat denganku
Lee Ara segera mendecih. Dan Tae tertawa melihat Lee Ara kesal. Lee Ara menggambil ponselnya lagi.
Urus pacarmu sana!!
Dan Tae tertawa lagi. "Kamu cemburu baby? Hmm" Dan tae mengacak rambut Lee Ara.
"Ah rambutku," Lee Ara melotototi Dan Tae. "Awh sepertinya aku tidak nyaman dengan perbannya,"
Dan Tae yang melihat muka Lee Ara kesakitan segera menelfon supirnya untuk membawa perban cadangan yang diberikan dari rumah sakit tadi. "Ayah kami pergi dulu,"
Paman Choi mengangguk dan melanjutkan percakapan mereka.
Dan Tae membawa Lee Ara keluar dari restoran tersebut. Setelah menerima perbannya mereka duduk didekat kursi yang memang disediakan untuk menunggu diluar. Dan Tae membuka perban Lee Ara. Terlihat lukanya mengeluarkan darah sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall in Love to 12 Treasure
Fanfiction"Saranghaeyo nuna," "Saranghaeyo Ara," Lee Ara menatap mereka satu persatu, lalu tertawa miris. "Haha, kalian bercanda kan?" "Aku tidak bercanda!!" tegas Jihoon. "Aku suka sama kamu setulus hatiku," tambah Doyoung. "Nuna harus percaya samaku," uja...