Hakim mengetuk palunya. Suasana segera ribut. Terutama paman Choi dan rekan rekannya. Padahal rencana mereka membuat mereka dipenjara agar nantinya perusahaan Yang Hyunsuk memiliki narapidana diperusahaan mereka. Apa kata orang jika hal tersebut terjadi?
Namun sayangnya kenyataan berkata lain. Mereka merasa mungkin inilah hari tersial mereka. Apa mungkin karena tidak mengecek ramalan keberuntungan mereka jadi tidak mempersiapkan diri?
Disisi lain pengacara Yang Hyunsuk ternganga mendengar keputusan tersebut. Mereka yang bersamanyapun hanya bisa menatap hakim dan rekannya keluar dari ruangan. Mereka bukannya senang dengan keoutusan ini karena urusannya pasti tidak akan berakhir begini saja. Tapi fakta bahwa Yang Hyunsuk dan artisnya tidak dipenjara cukup melegakan.
Lee Ara merasa aneh dengan kejadian ini. Dari awal tuduhan para saksi tak bercela untuk mereka tembus. Hakim sendiripun tampak memihak pada mereka. Akan tetapi mengatakan hal berkebalikan dari perkiraan semua orang. Apapun itu, Lee Ara tidak mempermasalahkannya. Lee Ara segra bangkit dan menyusul paman Choi.
"Tunggu," tangan Lee Ara dicekal Dan Tae.
"Ada apa sih? Ayo makan siang dengan paman,"Lee Ara mencoba melepaskan cekalannya tapi Dan Tae menyuruhnya kembali duduk.
"Ayah mungkin sedang merasa tidak enak hati," Dan Tae menjelaskannya secara pelan pada Lee Ara.
Lee Ara mengerutkan dahinya. "Lalu kita harus menghibur paman kan?"
Dan Tae menggeleng tidak tahu harus bagaimana menjelaskan situasinya pada Lee Ara. "Ayah sedang tidak ingin diganggu saat seperti ini, Ara,"
Lee Ara cemberut menanggapi perkataan Dan Tae. Mereka berdebat tak mempedulikan orang orang yang melewati mereka. Kenapa harus ada pasangan pacaran digedung pengadilan ini? Apalagi dengan keadaan suram yang terjadi pada sidang kali ini.
Pengacara Yang Hyunsuk kembali menyadari tersebut menoleh kearah Lee Ara. Tepat saat itu pandangan mereka bertemu. Pengacara tersebut bisa menebak postur Lee Ara dibalik ouftit tertutup dalam tiga kali pertemuan. Pengacara tersebut juga menghafal aura disekitar Lee Ara.
Walaupun bukan aura sombong, angkuh, atau permusuhan, auranya seperti membuatnya dihormati tanpa kita sadari. Bahkan jika Lee Ara diam tak bergerak maupun bicara cukup terasa aura bangsawannya.
Hal terakhir yang diingat pengacara tersebut saat pertemuan pertama mereka adalah tatapan matanya. Sekarangpun saat pandangan mereka bertemu, pegacara tersebut merasa bahwa Lee Ara mengerlingkan mata dan muncul smirk diwajahnya.
Tak ada satupun yang sadar termasuk pemuda didepannya yang ia ajak berdebat. Pengacara tersebut segera pergi menuju Yang Hyunsuk dan yang lainnya sudah dimobil mereka.
Lee Ara masih cemberut didalam mobil Dan Tae.. Dan Tae yang menyetir disampinya hanya cengengesan melihat wajah Lee Ara. "Kau bisa menemui ayahku lusa,"
Lee Ara diam tak menjawab. Dan Tae terkekeh sengaja merusak puncak rambut Lee Ara. "Hei! Rambutku,"
Lee Ara menyentak tangan Dan Tae tapi Dan Tae sendiri malah menahan tangan Lee Ara. "Jangan mengabaikanku darling,"
Lee Ara melotot. "Kau tahu seberapa lama aku mengaturnya begini?" Lee Ara sudah berhati hati mengeringkan rambutnya agar terlihat berfolume, lalu bagian atasnya ia curly ssedikit agar bergelombang. Sedangkan bagian bawahnya ia biarkan serti apa adanya.
"Sini aku rapikan,"Dan Tae kembali menyusun rambut Lee Ara sperti sedia kala. Tentu saja tidak terlihat bervolume dan anggun lagi seperti tadi.
Lee Ara mendecih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall in Love to 12 Treasure
Fanfic"Saranghaeyo nuna," "Saranghaeyo Ara," Lee Ara menatap mereka satu persatu, lalu tertawa miris. "Haha, kalian bercanda kan?" "Aku tidak bercanda!!" tegas Jihoon. "Aku suka sama kamu setulus hatiku," tambah Doyoung. "Nuna harus percaya samaku," uja...