07 : DHIMH

919 65 1
                                    

Sepanjang perjalanan, yang Aida lakukan hanya memandangi lalu lalang banyaknya kendaraan bermotor maupun mobil. Selain hatinya, perasaannya yang seakan takut, takut karena jika nantinya lamaran secara mendadak ini ditolak. Tetapi, Aida yakin, jika niat awalnya baik, maka nantinya akan dimudahkan urusannya.

Mobil yang dikendarai oleh Faisal telah sampai di garasi rumah Aisyah. Rumah dengan cat berwarna biru langit. Dengan perkarangan rumah yang dihiasi berbagai tanaman indah. Semua turun dari dalam mobil, Faisal merapihkan sedikit pakaian yang dikenakan. Sebelum mengetuk pintu yang ada didepannya, Faisal mengucapkan basmallah.

Pintu terbuka, seorang wanita paruh baya yang membukanya. Fathiyah mempersilahkan tamunya masuk kedalam, dia dapat mengenali lelaki muda yang berdiri paling depan itu. Sama persis seperti yang pernah dia lihat.

"Mari masuk, Pak, Buk, Dek.."

Farid menepuk bahu Faisal, memberikan rasa ketenangan.

"Sebentar saya panggil suami saya terlebih dahulu.."

Fathiyah berlalu meninggalkan tamunya, sekian lama menunggu. Tiba-tiba, seorang perempuan masuk ke dalam rumah. Seorang yang mereka sangat kenali.

"Assalamu'alaikum, Aisyah pulang.."

Menjawab salam itu wajib, maka kami pun menjawab salamnya secara serempak. "Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."

Aisyah terkejut akan kedatangan Aida beserta keluarga nya, tak hanya itu. Ada juga buah tangan yang dibawa, Aisyah tahu karena melihatnya sendiri. Aisyah tersadar akan keterdiamannya, lalu dia memberikan senyuman pada tamunya. Langkah Aisyah membawanya ke dapur untuk membereskan belanjaannya.

"Maaf menunggu lama." Suara tegas dari lelaki paruh baya mampu membuat semuanya bangun dari duduknya.

"Mari silahkan duduk, ohiya Bu. Buatkan minuman dingin untuk tamu kita." Ucap Afnan-selaku Ayah Aisyah, bernama lengkap Afnan Alfiansyah sedang istrinya bernama lengkap Fathiyah Nurul Sajidah. Fathiyah pergi lagi meninggalkan sang suami bersama tamunya.

Afnan-selaku Ayah Aisyah berdeham pelan, dari yang ia lihat. Pasti ada maksud lain dari kedatangan sahabat anaknya itu.

"Jika boleh tahu, maksud dari kedatangan Bapak, Ibu dan Adek sekalian apa ya?"

Farid berdeham pelan sebelum akhirnya membuka suara. "Begini Pak Afnan, sebelumnya perkenalkan saya Muhammad Farid Syauqi. Maksud kedatangan saya beserta keluarga ingin menyampaikan niat baik yang akan anak sulung saya jelaskan."

"Silahkan Bang, kamu jelaskan maksud niat baik kita semua datang kemari." Farid menepuk bahu Faisal, mempersilahkan sang anak sulung untuk mengutarakan niat baik nya.

Afnan tampak menyimak, awalnya dia memang terkejut dengan tamunya yang tahu namanya. Mungkin Aida-sahabat anaknya itu yang memberitahukan namanya.

"Bismillah...
Mohon maaf sebelumnya Om Afnan, jika saya datang secara tiba-tiba kerumah Om. Pertama-tama perkenalkan nama saya Muhammad Faisal Syauqi, saya datang bersama Abi, Umi dan Adik saya ingin mengutarakan atau ingin menyampaikan niat baik dari saya untuk melamar putri Om Farid yang bernama Aisyah."

"Masya Allah.. Om sebagai Ayahnya Aisyah menerima baik niat baik Nak Faisal. Tapi sebelum itu, Om ingin menyampaikan bahwa, sudah banyak yang datang untuk melamar, atau bahkan mengajak ta'aruf bersama anak Om."

"Om mengatakan ini karena agar Nak Faisal juga tahu bahwa bukan hanya Nak Faisal saja yang datang. Selain itu juga, Om menyerahkan semua keputusan ditangan Putri, Om.

"Jadi, apakah Nak Faisal bersedia dan siap menerima jawaban nantinya?"

"Insya Allah, Om. Saya menerima apapun jawabannya. Saya juga tahu, bahwa bukan hanya saya saja yang datang kerumah ini, tapi banyak."

Doctor Hamzah is My Husband ✔ [Revisi - New version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang