Faisal berada, di sebuah tempat makanan cepat saji. Duduk berhadapan dengan seorang yang mengirimnya pesan tadi siang. Faisal duduk sambil meminum minuman soda yang sudah dipesankan oleh seorang itu.
"Jadi, mau apa menemui saya?"
Seorang itu tersenyum kecil, "Gua to the point aja deh Sal, kenapa elu sama keluarga elu kayak enggak suka dengan kedatangan gua dan keluarga gua?"
Faisal menatap datar orang tersebut, enggan menjawabnya.
"Sal, gua tahu ada yang kalian sembunyikan. Ya meskipun gua enggak tahu pasti apa itu."
"Gua cuman mohon sama elu, tolong jujur Sal sama gua."
Seorang itu memohon membuat hati Faisal tergerak untuk mengasihani. Faisal mendongakkan kepalanya ke atas, menatap langit-langit tempat yang ia duduki sekarang. Lalu beralih menatap seorang itu dengan tenang.
"Ham, dengerin gua yah. Gua bingung mau ngomong gimana, tapi gua cuman minta satu. Tolong jauhi Aida."
Ya, benar. Faisal menemui Hamzah, Hamzahlah yang memberikan pesan singkat pada Faisal saat siang hari ini untuk bertemu ditempat ini.
Hamzah terdiam, tatapan matanya menajam, tangannya mengepal kuat dibawah sana.
"Maksud lu apa ngelarang gua deket sama Aida?"
Faisal menghembuskan nafas beratnya, apa yang sudah diduga nya benar terjadi.
"Gua enggak bisa bilang alasannya apa, tapi demi keamanannya, gua mohon Ham, tolong jauhi Aida dari sekarang. Anggap saja kalian tidak kenal dan tidak pernah bertemu dengannya."
Hamzah menahan amarahnya, dia mencoba menahannya karena jika diluapkan sekarang, bisa jadi dia tidak tahu alasannya.
"Alasannya?? Gua enggak sebodoh yang elu pikir Sal, gua enggak akan mengiyakan apa yang elu perintahkan."
Faisal mengalihkannya pandangannya, tidak mau bertatapan dengan Hamzah.
"Haha, okey elu enggak mau bilang kan? Baiklah, biar gua yang nyari tahu semuanya. Setelah gua tahu, jangan harap elu bisa ngancam gua!!"
Hamzah bangun dari duduknya, menyambar tas dan jas kantornya lalu berjalan keluar meninggalkan Faisal yang masih terdiam ditempat.
Di dalam mobil, Hamzah mencengkram kuat stir mobil. Banyak yang mengklakson kan mobilnya karena ulah Hamzah yang membawa mobil dengan kecepatan tinggi.
Hamzah hanya kesal dengan penuturan yang disampaikan oleh Faisal, dia juga tidak habis pikir dengan Faisal, mengapa menginginkannya untuk menjauh dari pujaan hatinya dalam diam.
Lain halnya dengan Faisal yang terlihat biasa saja setelah kejadian dia ditinggal pergi oleh Hamzah. Menurutnya, buat apa takut dengan ucapan Hamzah, jika Hamzah mengetahuinya pun, maka dirinya harus semakin gencar untuk menjauhkan Adiknya dari orang di masa lalu.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.. Dek, Abang pulang."
Tangannya bergerak mengetuk pintu, namun ternyata tidak ada sahutan dari dalam. Tidak mau berlama-lama di luar, Faisal merongoh kunci cadangan rumahnya yang selalu dia bawa. Dibukanya pintu tersebut, Faisal berjalan ke arah kamar yang ditempati oleh Aida, dibukanya pintu kamar. Ternyata si empu sedang asik dengan dunianya sendiri, telinganya saja sampai dipakaikan earphone. Pantas saja dipanggil tidak dengar.
Ide jahil tiba-tiba terlintas dibenak Faisal, pasalnya sedari dia masuk ke kamar yang ditempati oleh Aida sampai dia berdiri di dekat pinggiran ranjang, Adiknya itu tidak sama sekali mendengarnya atau tidak sama sekali sadar akan keberadaan orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor Hamzah is My Husband ✔ [Revisi - New version]
EspiritualMaaf masih jauh dari kata baik. Tulisannya masih nggak sebagus penulis lain. Alurnya pun mungkin masih ndak jelas. 🥲 •••-------------------------------------••• "Akhirnya setelah sekian lama tidak berjumpa denganmu, membuat rinduku terbayarkan. Izi...