32 : DHIMH

931 51 0
                                    

Beberapa menit didalam kamar mandi membuat Aida tersadar akan ia lupa membawa pakaian ganti. Ini semua ulah Hamzah yang membuat Aida melupakan semuanya.

"Aihh aku harus gimana sekarang? Enggak mungkin aku keluar begitu saja."

"Pakaian ku yang tadi pun sudah basah karena terkena air. Ish, ini semua karena Bang Hamzah."

Aida sungguh kesal dengan ulah suaminya itu. Jengkel dan menyebalkan. Baru saja menjadi suaminya sudah dibuat seperti ini.

Ketukan pintu membuat Aida tersadar. Dia panik karena sekarang posisinya hanya memakai satu handuk untuk menutupi tubuhnya.

"Sayang? Kamu masih lama?"

Tidak ada balasan apapun dari dalam. Sungguh Hamzah khawatir, terlebih dia baru ingat jika istrinya itu tidak membawa pakaian ganti. Pasti di dalam sana istrinya itu sedang panik. Tetapi rasa khawatir itu justru membuat Hamzah merasa kesenangan. Dia bisa menjahili istrinya sedikit saja.

"Sayang?? Dek?? Kamu baik-baik saja kan?"

Aida bingung harus bagaimana. Dia tidak mungkin meminta suaminya itu untuk mengambilkan pakaian gantinya. Tidak mungkin juga dia harus keluar begitu saja dengan satu handuk yang melilit tubuhnya ini.

"Sayang?? Jawab Mas. Sungguh Mas khawatir padamu Dek," ucap Hamzah dengan diakhiri kekehan kecil.

"Yahh, aku tidak apa-apa Mas."

Hamzah menghela napas panjang. Syukurlah istrinya baik-baik saja di dalam sana. Tapi tetap pada rencana awal. Dia akan sedikit menjahili istrinya itu.

"Yasudah cepatlah keluar Dek, tidak baik berlama-lama di kamar mandi. Nanti kamu masuk angin loh."

Di dalam sana Aida justru sedang kebingungan harus bagaimana. Serba salah jadinya.

"Mas!"

Hamzah tersenyum, istrinya itu pasti ingin meminta tolong padanya. "Iyah sayang? Ada apa? Apakah terjadi sesuatu padamu?"

"Itu.. Eum."

"Iyah ada apa sayang?" Tanya Hamzah. Dia terkekeh sendiri.

"Mas keluar dulu dong!" Kata Aida yang sudah frustasi di dalam kamar mandi. Tubuhnya sudah mulai kedinginan karena terlalu lama di dalam.

"Loh, kenapa sayang?"

"Aih pokoknya keluar dulu."

Hentakan kecil terdengar, Hamzah justru terkekeh dibuatnya. Dia pura-pura mengiyakan dan membuat seolah-olah benar keluar dengan sengaja. Dan Hamzah pun membuat suara keras dari menutup pintu. Padahal Hamzah tidak pergi dari sana dia justru bersembunyi dibalik tirai jendela.

Suara pintu terdengar, itu berarti Aida benar-benar percaya jika Hamzah menuruti permintaan nya tanpa tahu jika sebenarnya laki-laki itu tidak benar-benar keluar dari kamar ini.

Aida menghela napas panjang nya. "Akhirnya bisa keluar juga. Huh, lama di kamar mandi sungguh membuatku kedinginan. Coba saja dari tadi, jadinya kan aku tidak perlu bingung dan panik."

Aida membuka tas kopernya. Dia mengambil satu set pakaian tidur. Gerakan itu justru dilihat oleh Hamzah. Lekuk tubuh wanitanya membuat nafsunya naik. Laki-laki mana yang tidak akan nafsu jika diperlihatkan sebuah emas di depan matanya.

"Aduh aku harus cepat-cepat keburu nanti Bang Hamzah masuk tiba-tiba."

Tanpa Aida sadari, Hamzah memang sudah melihatnya. Hal wajar jika suami melihat keindahan tubuh istrinya. Tidak ada larangan untuk masalah itu.

Aida lari terbirit-birit masuk kembali ke kamar mandi. Hamzan pun keluar dari persembunyiannya. Pikirannya justru melayang jauh.

"Tidak Hamzah, sadarkan dirimu."

Doctor Hamzah is My Husband ✔ [Revisi - New version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang